Oleh : Masyudi Martani Padang
Wisuda, merupakan saat yang membahagiakan bagi orangtua karena anaknya
telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dan siap menjelajahi
dunia kerja agar mampu berkontribusi bagi kehidupan bangsa. Di
Indonesia, terdapat berbagai bentuk perguruan tinggi seperti akademi,
institut, universitas, politeknik, dan sekolah tinggi. Dalam pemahaman
yang lebih dunia internasional, level pendidikan tinggi
merupakan jenjang yang sejajar dengan universitas. Universitas merupakan insitusi dari penelitian dan lembaga yang lebih
tinggi yang memberikan gelar akademis pada berbagai subjek dan
menyediakan pendidikan untuk undergraduate dan postgraduate. Kata universitas merupakan bahasa latin yang berarti “kumpulan guru dan murid.”, Menurut KBBI Universitas adalah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau profesional dalam sejumlah
disiplin ilmu tertentu sedangkan Kampus Adalah daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi (universitas,
akademi) tempat semua kegiatan belajar-mengajar dan administrasi
berlangsung. kurasa Cukup untuk Pengantar Awal mengenai Universitas Dan Kampus itu.
Menoleh Kesejarah, Universitas (kampus) pertama didirikan di indonesia ketika Pemerintah Hindia-Belanda Menerapkan Konsep Politik Etis(Balas Budi) yang dipelopori oleh "Pieter Broosheft dan Van Deventer" atau biasa juga disebut politik Etis itu adalah Trias Van Deventer yang menjadikan Van Deventer sebagai Tokoh pencetus Politik Etis Tersebut, didalam Politik Etis (Balas Budi) terdapat 3 muatannya yaitu : Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian, Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasis serta Edukasi yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan. program pendidikan dari politik etis itu mendorong timbulnya Sekolah-Sekolah yang semula hanya Sekolah Dasar untuk belajar membaca, menulis, dan menghitung, kemudian diperluas pada Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi/Universitas(Kampus).
Berbicara tentang Universitas (kampus) mengingatkan kita tentang kehidupan ilmiah dengan ciri utamanya Kebebasan Berfikir dan Berpendapat, Kreatifitas, Argumentasi tekun dan melihat jauh kedepan sambil mencari manfaat praktis dari suatu ide maupun Penemuan. namun kenyataanya dapat kita lihat Kondisi-kondisi yang terjadi selama Ini tidak seperti yang tertulis diatas, di karenakan terjadinya pergeseran pandangan bahwa kampus sebagai Kantong Perubahan walaupun masih tetap menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi (Pengabdian, Penelitian, Pendidikan).
Dikota palopo sendiri terdapat berbagai Perguruan tinggi salah satunya UNIVERSITAS ANDI DJEMMA (UNANDA), Univeristas Andi Djemma yang berdiri pada tanggal 19 November 1997 sudah berusia 18 Tahun semejak berdirinya sudah banyak melahirkan Output-output (Alumni) yang memiliki Ilmu dibidangnya masing-masing, Nama yang di pakai oleh institusi perguruan tinggi ini berasal dari salah satu Pahlawan Negara yang berdomisili di Luwu raya itu sendiri yaitu Datuk ANDI DJEMMA, seperi halnya di pelbagai Perguruan tinggi yang ada di indonesia seperti UNHAS (universitas Hasanuddin) dan UGM (Universitas Gajah Mada), Tujuannya selain berciri khas Kedaerahan agar dapat pula mengikuti Spirit tokoh tersebut.
Kalau kita baca Perjuangan Serta Sprit dari Datuk Andi Djemma adalah memiliki Spirit Nasionalisme yang tinggi serta memiliki Spirit Persatuan dan Kesatuan, Seperti contohnya ketika Indonesia telah merdeka ia merupakan Raja yang pertama mengakui Kemerdekan Indonesia dengan mengeluarkan Pernyataan Bahwa Kerajaan luwu merupakan Bagian Negara Republik Indonesia serta memprakarsai pertemuan raja-raja Sulawesi Selatan pada bulan September tahun 1945 untuk menyatu dengan Negara Republik Indonesia. Selain nama tokoh Pahlawan tersebut yang melekat di Institusi Perguruan tinggi ini ada juga tokoh yang melekat di Insttusi perguruan tinggi ini yaitu To'Ciung. To'ciung adalah salah satu Manusia cerdas yang dimiliki Luwu Raya pada masa itu, To'ciung dikenal dengan To'ciung Maccae Ri Luwu memilik konsep pemikiran mengenai kemanusiaan, penegakan hukum, kesejahteraan, persatuan dan kepemimpinan. jadi kalau UNANDA ingin maju didunia pendidikan Spirit-Spirit dari dua tokoh ini harus dijiwai seluruh komponen-komponen yang ada di UNANDA itu sendiri.
Kembali Kelaptop, Kampus sebagai Kantong Perubahan adalah sebuah keharusan yang tak
terbantahkan, Selain kampus mampu mencetak Insan Akedemisi, Teknokrasi kampus pula mampu mencetak Aktivis-aktivis mahasiswa. apalagi melihat Sejarah Bangsa ini eksistensi Mahasiswa dalam Pembangunan tidak bisa kita anggap adalah hal yang Sepele dan biasa saja, mahasiswa telah membuktikan Keberadaannya dalam Perubahan Bangsa, Mulai dari berdirinya budi utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), Proklamasi (1945), Kudeta Soekarno (1966), sampai yang masih panas di dalam Diskusi Mahasiswa adalah Peristiwa (1998).
Minimal ada tiga mengapa Kampus Sebagai Kantong Perubahan, yang pertama adalah kampus senantiasa berupaya merealisasikan peranannya sebagai pembaharu dan
pelopor bagi perbaikan kondisi kehidupan masyarakat, nilah yang menyebabkan keterlibatan kampus
dalam kehidupan politik, karena berbagai tawaran atau usaha-usaha pembaharuan
tersebut selalu terkait dengan struktur kekuasaan, Politik kampus adalah politik moral yang
sangat berbeda dengan kekuatan politik praktis lainnya(Arief Budiman) lanjut Arif Budiman
mempersonifikasikan peran itu dengan sosok “resi”, sebagaimana tertulis didalam bukunya yaitu "Pergolakan Melawan Kekuasaan" yakni sebagai pihak yang
selalu mengabarkan kepada rakyat banyak adanya ketidakadilan,
kesewenang-wenangan serta meng-influence rakyat
untuk bergerak bersama melakukan pengatasan, dan ketika huru-hara tersebut
tertangani, maka segenap elemen kampus tersebut kembali lagi ke pertapaannya
(kampus) untuk melanjutkan tugas utamanya menuntut ilmu dan memperoduksi
agen-agen perubahan yang siap bertarung di tengah masyarakat.
Yang Kedua adalah realitasnya bahwa kampus merupakan sumber politik yang terjadi dibangsa ini, di kampus pula tersedia banyak sekali stock potensi kepemimpinan dan keahlian.
Ratusan tokoh dan pemimpin bangsa Indonesia yang lahir dari asupan Kampus, walaupun tidak bisa Tepiskan bahwa keterlibatan Pesantren dalam Mencetak Pemimpin dan pemikir bangsa ini juga Seperti contohnya Adalah Hadratus Syaikh KH.Hasyim As'ary, KH. Wahab Chasbullah, KH.Wahid Hasyim(Menteri Agama Ke-I RI) serta KH.Abdurrahman Wahid/Gusdur (Presiden Ke-IV RI).
Yang Ketiga Adalah watak kemandirian kampus yang tumbuh dari budaya ilmiah
dan cara berfikir kritis, memberi energi besar bagi warga kampus untuk menilai
realitas di sekitanya. Sementara itu pemerintah sebagai centrum aktifitas
kehidupan masyarakat, juga tak lepas dari perhatian kampus. Kondisi inilah yang
kemudian menjadikan kampus seringkali mesti berhadapan dengan kebijakan
pemerintah, karenanya birokrasi cenderung
melakukan intervensi ke dalam kampus. Intervensi itu akan semakin membesar dan
kadangkala memasung kehidupan kampus, jika kemudian kampus melahirkan gerakan
kritis yang berusaha memperbaiki kehidupan masyarakat adalah akibat keteledoran
kebijakan pemerintah.
Oleh Karna Itu, Kampus sebagai Kantong perubahan harus mampu memberikan contoh yang baik dalam menerapkan sistem pendidikan, pembelajaran, pembinaan dan
keorganisasian, baik di tingkat mahasiswa maupun rektorat. Alangkah tidak bijaknya
apabila kampus justru menjadi tempat pelanggengan budaya otoriter dan tidak menerapkan Konsep kebebasan Berfikir dan Berpedapat, kreatifitas, serta Argumentatif di Kehidupan Kampus itu sendiri.