Jumat, 04 Desember 2015

BERTANI MELAHIRKAN PEMIMPIN YANG BAIK

BERTANI MELAHIRKAN PEMIMPIN YANG BAIK
Oleh : Riswan Wan

Mungkin tema diatas tidak rasional menurut anda, tapi inilah tema yg sesuai menurut penulis berdasarkn profesi dan pengalaman (maklum kulih tanah) seperti halnya bercocok tanam "Nilam" ketika kita inginkan hasil nilam yang baik tumbuh subur tentulah kita harus memilih pucuk bibit yang tumbuh subur diatas penopangnya (pohonnya) agar hasilnya menjadi subur pula, begitupun dalam melahirkan calon pemimpin mahasiswa yang baik, harus kiranya kita melihat sudahkah iya belajar dari seniornya (pohon yang tumbuh subur sebagai penopang) jika tidak, lalu dari pohon mana dia berasal.? mampu tidak dia tubuh diatas pohon yg notabene tidak sejenis.? Yaa..kita hanya bisa berdoa semoga dia mampu tumbuh subur diatas pohon yang bukan sejenis..(mari bedoa)

Berdasarkan hasil penelitian para ahli bahwa kadar minyak nilam akan turun sekitar 15% jika dalam proses panennya terlalu cepat (usia muda) dan juga terlalu lambat atau dalam bahasa daerah yang sering kita dengar "matua moramang"!!!!,  nah!!  Mungkin gambaran seperti diatas bisa memberi kita inspirasi dalam memilih pemimpin kedepannya.

Sejarah membuktikan sekitar tahun 1990 s/d 1999 dimana masa kejayaan harga minyak nilam melangit, hingga menembus harga 1.400.000 /kg (satu juta empat ratus ribu /kg), nah!! di era ini jugalah masa kejayaan mahasiswa, dimana runtuhnya kepemimpinan Soeharto, tapi sayang itu hanyalah sobekan sejarah bagi sebagian mahasiswa yang hanya memikirkan yang penting dapat ijazah, lulus dapat kerja, tanpa memikirkan nasib bangsa ini.
Mungkin pembaca bingung dengan tulisan diatas, tapi wajarlah jika membingungkan karna dasarnya memang " kulih tanah" yang hanya sekejap menjadi " kulih Tinta".

Sabtu, 28 November 2015

MERENUNGI DIRI DAN BANGSANYA

MERENUNGI DIRI DAN BANGSANYA
Oleh : Iwal Sukarman

Pada hakekatnya manusia adalah khalifah di dunia ini, mau apapun jenis kelaminnya, agamanya, sukunya dll. semua sudah di atur oleh sang maha pencipta yang pada hari kemudian aturan itu akan berlaku. entah khalifah dalam keluarga, kelompok, bahkan negara.

nah seperti realitas sosial yang terjadi sekarang, semua orang sudah jadi pemimpin di tempat atau eranya masing-masing yang begitu heterogen. domain setiap daerah tentu memilki aturan masing-masing dalam menjalani berkehidupan berbangsa dan bernegara.

mungkin para pembaca belum mendapatkan kaitan antara judul dengan isinya (hahaha). maaf saya ucapkan karna penulis hanya sekedar iseng dengan kenakalan jari-jari yang menekan tombol-tombol huruf yang ada di papan tombol serta di sisipi sedikit pemikiran yang kurang formal dengan rasionalitas(hehehe).

baiklah kini kita masuk pada tataran pembahasan merenungi diri dan bangsa. merenungi diri dalam hal yang di maksud penulis bahwa, bagaimna rasionalitas, langkah, serta implementasi dalam nasib bangsa yang sekarang berada di zaman era reformasi yang kita ketahui bersama belum mengarah kepada kesejahteraan bangsa.

sejak runtuhnya orde lama dan di gantikan dengan Orde baru, sampai dgn Era Reformasi sekarang ini, belum ada juga titik temu antara kesejahteraan masyarakat dan kemajuan negara. ini di akibatkan oleh bobroknya para khalifah(pemimpin) negara kita.

Pada zaman orde baru misalnya, banyak tokoh-tokoh atau pahlawan nasiolanal yang di bunuh, di sembunyikan dan sebagainya, seperti Tan yang kisah hidupnya klandestin, itu semua efek dari pemimpin-pemimpin terdahulu.

sebagai generasi muda yang di mandatkan oleh pendahulu-pendahulu kita sebelumnya, perlu adanya gerakan-gerakan reaksioner transformatif untuk perubahan tatanan kesejahteraan masyarakat, maka dari itu saya mengajak pembaca, pemuda(meskipun sudah tak muda lagi), dan tokoh-tokoh pergerakan yang masih ada sampai hari ini untuk ikut merenungi diri(evaluasi) sampai dimana perjuangan dan realisasi ilmu kita terhadap perubahan bangsa.

PENTINGNYA MEMPERTAHANKAN BURUNG DAN KANDANG

PENTINGNYA MEMPERTAHANKAN BURUNG DAN KANDANG
Oleh : Angga Mayolus Linus
 
Hari yang cerah di awali oleh cerahnya matahari dan kicauan burung yang di dalam kurungan berpagar bambu, yaa sesuai desain rumah pemilik kandang burung itu , mereka yang tiap paginya memberi makan agar peliharaannya bisa bertahan hidup seperti pemeliharanya .

Ke esokan harinya pemilik kandang dan burung itu kehabisan makanan dan juga kehabisan makanan burungnya ,kok serentak yaa ? entahlah cuman mereka yang tau , pemilik segera k pasar untuk membeli makanan agar bisa bertahan hidup dengan modal yang cukup agar peliharaannya tetap hidup , dan juga dirinyalah .. Di dalam alkitab perjanjian lama menyatakan"sayangilah dan selamatkanlah dari yang lebih membutuhkan agar kau bisa duduk di sisiku ,(iyaa itu salah satu hobiku) .

Tiba di pasar sambil mencari kebutuhan tersebut ,si pemilik ketemu dengan sahabat lamanya yang sudah meranjak ke level yang beda dari kandang burungnya dirumah ,burungnya dirumah cuman berbuluh setipis kumis sahabatnya (kasian burungnya)dengan bahasa yang khas dan pakaian yang rapih memperlihatkan perdalam yang mirip WARKOP pada zaman dono kasino indro , tapi cuman melirik ke gaya saja ,bedah jauh dengan secara materi dari ketiga artis komedian itu. Dengam kaca matanya yang hitam menyilaukan gerobak pedagang kaki lima yang ada di pinggir jalan , hahahaha maaf sahabat saya mass memang cuman bermodal eksisnya saja dia, dia cuman bisa memandang mirip kandang burung gerobak mass, (dasar palak) 10 menit berlalu sahabat pemilik kandang burung ini mengajak dia ke kediaman sang kacamata hitam ini, tibanya dirumah , pemilik kandang burung ini heran dengan ke adaan kediaman sahabatnya "kok pintunya banya sekali dan setiap pintu ada penghuninya" ?? sahabatnya bilang "itu milik saya semua dan mereka itu keluarga saya semua " (denga tegas dia berbicara) karena pemilik kandang burung ini cuman memikirkan burungnya dirumah, dia bergegas pulang dan mengabaikan sahabatnya (ternyata sahabatnya itu salah satu penghuni di tiap - tiap pintu keluarganya )haha pintu kontrakan keles !

Iyaaa kesederhanaan itu adalah kesempurnaan yang di berikan oleh penciptanya , ada slogan tertulis" kalo kaya jangan sok kaya dan kalo miskin jangan sok miskin " . kita sebagai negara yang ber ideologi pancasila yang belogo persis peliharaan pemilik burug dan kandang itu . Dia lebih memilih kediaman yang persis dengan kandang peliharaannya dari pada mencari banyak pintu yang tiap bulannya diteriki oleh hutang bukan diteriaki oleh kicauan burung , ternyata kacamata yang siap di teriaki terus sekalian aja pake kacatelinga agar tidak mendengar teriakan yang mendesak lagi , yang sabar kacamatanya .

Mari kita mempertahankan ideologi kita dengan berlandaskan pancasila(pelihara burung sajalah dari pada pelihara hutang) bukan dengan landasan hutang sana sini ,efeknyakan ke kami lagi yang cuman memelihara burung, (dasar kalian marsose marsose keparat )! maaf saya kasar ,padahal saya tidak pernah kasar sama burung saya (nalar berpikir pembaca jangan salah paham yaaa) .

Kata gusdur "saya siap mempertahankan negaraku dengan bermodal sandal jepit" ! nah ini kakek saya yang berasumsi dan saya yakin bukan keluarga sahabat si pemilik kandang burung tadi .

Jumat, 20 November 2015

ADA UPAYA MENGKAMBING HITAMKAN NAJWA SHIHAB TERKAIT PENCATUTAN NAMA PRESIDEN

ADA UPAYA MENGKAMBING HITAMKAN NAJWA SHIHAB TERKAIT PENCATUTAN NAMA PRESIDEN
Oleh : Effndy Ar@w
 
Belum lama ini kita disuguhi nyinyiran dari para clan media sosial semisal FB dan Twitter terkait ceramah ustadz Nur Maulana di salah satu stasiun televisi swasta. Tak berselang lama, kita lalu disuguhi tingkah laku ketua DPR RI atas pencatutan nama Presiden di PT. Freeport.

PT. Freport merupakan tambang terbesar di ujung timur Indonesia. Tambang yang terlampau lama di keruk oleh investor asing. Tambang yang begitu besar dalam mendokrak devisa negara. Sayang pembangunan di timur Indonesia tidak berbanding lurus dengan sumbangannya terhadap pembangunan nasional.

Perseteruan antara menteri ESDM Sudirman Said dengan ketua DPR RI Setya Novanto, tak lepas dari intrik memperoleh saham PT Freeport dan pembangunan pembangkit tenaga listrik di Papua dengan mencatut Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini akhirnya menyeret sang ketua DPR ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Bahkan perseteruan itu melahirkan sebuah gerakan dan petisi pemecatan Ketua DPR atas pelanggaran etik dan hukum berupa; pertama,  penyalah gunaan kekuasaan legislatif menurut konstitusi. Kedua, pencemaran nama baik pimpinan tertinggi pemerintahan dan negara. Ketiga, manipulasi informasi dengan menyebutkan Presiden dan Wapres meminta saham padahal tidak benar, dan keempat, Rakyat dan negara ikut dirugikan atas hal tersebut.
Dilain sisi, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR berencana melapor ke Bareskrim Polri atas kasus bocornya foto surat laporan Menteri ESDM Sudirman Said. Rencana pelaporan disampaikan setelah foto tersebut muncul dalam wawancara eksklusif pada program Mata Najwa di Metro TV, Senin (16/11).

Padahal jika dinilai, apa yang ditampilkan oleh Najwa Shihab telah sesuai dengan prosedur jurnalistik dan kode etik. Lebih lanjut, wartawan atau jurnalis diperbolehkan untuk mendapatkan data atau bukti yang terkait dengan informasi publik. Jika di simak, maka hal demikian merupakan sebuah prestasi tersendiri. Mestinya, mbak Nana (sapaan akrabnya) mendapatkan penghargaan bukan malah di polisikan.

Selamat datang kegaduhan baru. Dengan terbukanya identitas dari pencatut, hasil wawancara putri berdarah Makassar, anak kedua Mufassir (ahli tafsir) Quraisy Shihab, Menteri Agama era Kabinet Pembangunan Jilid VII. Pertanyaan besar yang mesti di jawab serta harus di perhatikan secara seksama adalah siapakah yang hendak di pilih oleh MKD sebagai pihak yang di laporkan..?

Lebih lanjut, jika pelaporan itu telah dilakukan MKD, bukankah itu adalah bagian dari upaya MKD memecah masalah..? Bahkan berpotensi pada pelaporan Menteri ESDM Sudirman Said tidak di tindaklanjuti secara sungguh-sungguh. Kalau masalah besar dan serius yang berkaitan dengan ketua DPR RI Setyo Novanto betul-betul tidak di bereskan, maka apa yang dulu di wacanakan Presiden ke IV Abdurrahman Wahid (Gus Dur), memang perlu di tindaklanjuti yakni; Pembubaran Lembaga DPR...!!

NASIONALISME HANYA UNTUK TIMNAS

"NASIONALISME HANYA UNTUK TIMNAS"
Oleh : Arifin Zainuddin Laila
 
Nasionalisme, sebuah kata yang sederhana namun sulit di mengerti kemudian dijalankan. Nasionalisme merupakan kesadaran bangsa yang selalu menjaga kedaulatan dan keagungan sebuah negara. Tapi, seperti apa Nasionalisme itu?.
apakah nasionalisme hanya ada disaat pertandingan TIMNAS saja..? 

Pada hakikatnya, Nasionalisme merupakan kesadaran bangsa yang seharusnya ‘hidup’ Tapi, saat ini, kesadaran Nasionalisme kini menjadi ‘Redup’ seiring dengan redupnya persepak bolaan negri kita...
Apa harus menunggu para kolonialisme datang kembali ke negri kita melakukan kerja paksa atau tanam paksa,kemudian rakyat ‘marah’ dan membela negaranya? apakah dalam situasi seperti itu barulah rasa NASIONALISME kita bangkit.

Diluar kesadaran kita, para kolonialisme ternyata belum lepas dari negara kita, itu di tandai dengan banyaknya perusahaan besar negara yang dimiliki sepenuhnya oleh pihak asing. Lalu, penghasilan dari perusahaan tersebut yang telah ‘menggali’ habis sumber daya alam(SDA) negeri kita ini dibawa kemana? kalau kata jones amerika dapat hasilnya terus negri kita dapat deritanya. toh, negara kita sekarang ini masih saja menampung banyak kaum ‘fakir’ yang berada dibawah garis kemiskinan
yahhh bangsa kita bisa di ibaratkan manusia yang mati berbantalkan beras dan sayur.
huufff... salah siapa...... ini dosa siapa....
tau ah.. gelap...
hehehe.

putera-puteri bangsa yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak, tempat tinggal yang pantas dan masih banyak lagi masyarakat yang butuh bantuan dari pemerintah, tapi terabaikan begitu saja. Padahal, kekayaan sumber daya alam(SDA) kita ini sangat berlimpah ruah, bahkan sangat tidak masuk akal jika kemiskinan masih merajalela di negeri kaya raya ini.
 
Sungguh ironi bukan, negara yang paling terkenal akan kekayaan sumber daya alamnya masih memiliki jutaan rakyat miskin. Kita sebagai tuan rumah seharusnya sadar dari kebohongan-kebohongan pihak asing yang dulunya sebagai tamu namun sekarang menjadi raja di rumah kita sendiri. Selama ini, Nasionalisme hanya di artikan sebagai manifestasi perlawanan pada kolonialisme pada zaman penjajahan saja. dan sekarang berubah wujud menjadi sporter TIMNAS yang identik dengan prilaku lempar sana,lempar sini...

padahal didepan mata kita sendiri, dari sistem ekonomi negara pun masih dikendalikan oleh pihak asing. sudah seharusnya penerapan sikap Nasionalisme harus dapat dipegang teguh oleh semua rakyat agar menjadi kekuatan-kekuatan dan penyeimbang gerakan politik dinegeri ini. Dan juga, sikap Nasionalisme sejati itu berada pada kepedulian kita terhadap rakyat yang terjajah oleh pihak asing dan oleh pemimpin kita sendiri.

Karena, Nasionalisme adalah tiang utama tegaknya sebuah negara. Jika kebanggaan bernegara dalam diri setiap rakyat akan luntur, maka itu adalah sinyal bahwa semangat nasional telah merosot dan itu berarti keruntuhan negara akan segera tiba. .

Minggu, 15 November 2015

KAMPUS SEBAGAI KANTONG PERUBAHAN


Oleh : Masyudi Martani Padang

Wisuda, merupakan saat yang membahagiakan bagi orangtua karena anaknya telah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi dan siap menjelajahi dunia kerja agar mampu berkontribusi bagi kehidupan bangsa. Di Indonesia, terdapat berbagai bentuk perguruan tinggi seperti akademi, institut, universitas, politeknik, dan sekolah tinggi. Dalam pemahaman yang lebih dunia internasional, level pendidikan tinggi merupakan jenjang yang sejajar dengan universitas. Universitas merupakan insitusi dari penelitian dan lembaga yang lebih tinggi yang memberikan gelar akademis pada berbagai subjek dan menyediakan pendidikan untuk undergraduate dan postgraduate. Kata universitas merupakan bahasa latin yang berarti “kumpulan guru dan murid.”, Menurut KBBI Universitas adalah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu sedangkan Kampus Adalah daerah lingkungan bangunan utama perguruan tinggi (universitas, akademi) tempat semua kegiatan belajar-mengajar dan administrasi berlangsung. kurasa Cukup untuk Pengantar Awal mengenai Universitas Dan Kampus itu.

Menoleh Kesejarah, Universitas (kampus) pertama didirikan di indonesia ketika Pemerintah Hindia-Belanda Menerapkan Konsep Politik Etis(Balas Budi) yang dipelopori oleh "Pieter Broosheft dan Van Deventer" atau biasa juga disebut politik Etis itu adalah Trias Van Deventer yang menjadikan Van Deventer sebagai Tokoh pencetus Politik Etis Tersebut, didalam Politik Etis (Balas Budi) terdapat 3 muatannya yaitu : Irigasi (pengairan), membangun dan memperbaiki pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian, Emigrasi yakni mengajak penduduk untuk bertransmigrasis serta Edukasi yakni memperluas dalam bidang pengajaran dan pendidikan. program pendidikan dari politik etis itu mendorong timbulnya Sekolah-Sekolah yang semula hanya Sekolah Dasar untuk belajar membaca, menulis, dan menghitung, kemudian diperluas pada Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi/Universitas(Kampus).

Berbicara tentang Universitas (kampus) mengingatkan kita tentang kehidupan ilmiah dengan ciri utamanya Kebebasan Berfikir dan Berpendapat, Kreatifitas, Argumentasi tekun dan melihat jauh kedepan sambil mencari manfaat praktis dari suatu ide maupun Penemuan. namun kenyataanya dapat kita lihat Kondisi-kondisi yang terjadi selama Ini tidak seperti yang tertulis diatas, di karenakan terjadinya pergeseran pandangan bahwa kampus sebagai Kantong Perubahan walaupun masih tetap menjalankan Tri Darma Perguruan Tinggi (Pengabdian, Penelitian, Pendidikan).

Dikota palopo sendiri terdapat berbagai  Perguruan tinggi salah satunya UNIVERSITAS ANDI DJEMMA (UNANDA), Univeristas Andi Djemma yang berdiri pada tanggal 19 November 1997 sudah berusia 18 Tahun semejak berdirinya sudah banyak melahirkan Output-output (Alumni) yang memiliki Ilmu dibidangnya masing-masing, Nama yang di pakai oleh institusi perguruan tinggi ini berasal dari salah satu Pahlawan Negara yang berdomisili di Luwu raya itu sendiri yaitu Datuk ANDI DJEMMA, seperi halnya di pelbagai Perguruan tinggi yang ada di indonesia seperti UNHAS (universitas Hasanuddin) dan UGM (Universitas Gajah Mada), Tujuannya selain berciri khas Kedaerahan agar dapat pula mengikuti Spirit tokoh tersebut.

Kalau kita baca Perjuangan Serta Sprit dari Datuk Andi Djemma adalah memiliki Spirit Nasionalisme yang tinggi serta memiliki Spirit Persatuan dan Kesatuan, Seperti contohnya ketika Indonesia telah merdeka ia merupakan Raja yang pertama mengakui Kemerdekan Indonesia dengan mengeluarkan Pernyataan Bahwa Kerajaan luwu merupakan Bagian Negara Republik Indonesia serta memprakarsai pertemuan raja-raja Sulawesi Selatan pada bulan September tahun 1945 untuk menyatu dengan Negara Republik Indonesia. Selain nama tokoh Pahlawan tersebut yang melekat di Institusi Perguruan tinggi ini ada juga tokoh yang melekat di Insttusi perguruan tinggi ini yaitu To'Ciung. To'ciung adalah salah satu Manusia cerdas yang dimiliki Luwu Raya pada masa itu, To'ciung dikenal dengan To'ciung Maccae Ri Luwu memilik konsep pemikiran mengenai kemanusiaan, penegakan hukum, kesejahteraan, persatuan dan kepemimpinan. jadi kalau UNANDA ingin maju didunia pendidikan Spirit-Spirit dari dua tokoh ini harus dijiwai seluruh komponen-komponen yang ada di UNANDA itu sendiri.

Kembali Kelaptop, Kampus sebagai Kantong Perubahan adalah sebuah keharusan yang tak terbantahkan, Selain kampus mampu mencetak Insan Akedemisi, Teknokrasi kampus pula mampu mencetak Aktivis-aktivis mahasiswa. apalagi melihat Sejarah Bangsa ini eksistensi Mahasiswa dalam Pembangunan tidak bisa kita anggap adalah hal yang Sepele dan biasa saja, mahasiswa telah membuktikan Keberadaannya dalam Perubahan Bangsa, Mulai dari berdirinya budi utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), Proklamasi (1945), Kudeta Soekarno (1966), sampai yang masih panas di dalam Diskusi Mahasiswa adalah Peristiwa (1998).

Minimal ada tiga mengapa Kampus Sebagai Kantong Perubahan, yang pertama adalah kampus senantiasa berupaya merealisasikan peranannya sebagai pembaharu dan pelopor bagi perbaikan kondisi kehidupan masyarakat, nilah yang menyebabkan keterlibatan kampus dalam kehidupan politik, karena berbagai tawaran atau usaha-usaha pembaharuan tersebut selalu terkait dengan struktur kekuasaan, Politik kampus adalah politik moral yang sangat berbeda dengan kekuatan politik praktis lainnya(Arief Budiman) lanjut Arif Budiman mempersonifikasikan peran itu dengan sosok “resi”, sebagaimana tertulis didalam bukunya yaitu "Pergolakan Melawan Kekuasaan" yakni sebagai pihak yang selalu mengabarkan kepada rakyat banyak adanya ketidakadilan, kesewenang-wenangan serta meng-influence rakyat untuk bergerak bersama melakukan pengatasan, dan ketika huru-hara tersebut tertangani, maka segenap elemen kampus tersebut kembali lagi ke pertapaannya (kampus) untuk melanjutkan tugas utamanya menuntut ilmu dan memperoduksi agen-agen perubahan yang siap bertarung di tengah masyarakat.

Yang Kedua adalah realitasnya bahwa kampus merupakan sumber politik yang terjadi dibangsa ini, di kampus pula tersedia banyak sekali stock potensi kepemimpinan dan keahlian. Ratusan tokoh dan pemimpin bangsa Indonesia yang lahir dari asupan Kampus, walaupun tidak bisa Tepiskan bahwa keterlibatan Pesantren dalam Mencetak Pemimpin dan pemikir bangsa ini juga Seperti contohnya Adalah Hadratus Syaikh KH.Hasyim As'ary, KH. Wahab Chasbullah, KH.Wahid Hasyim(Menteri Agama Ke-I RI) serta KH.Abdurrahman Wahid/Gusdur (Presiden Ke-IV RI).

Yang Ketiga Adalah watak kemandirian kampus yang tumbuh dari budaya ilmiah dan cara berfikir kritis, memberi energi besar bagi warga kampus untuk menilai realitas di sekitanya. Sementara itu pemerintah sebagai centrum aktifitas kehidupan masyarakat, juga tak lepas dari perhatian kampus. Kondisi inilah yang kemudian menjadikan kampus seringkali mesti berhadapan dengan kebijakan pemerintah, karenanya birokrasi cenderung melakukan intervensi ke dalam kampus. Intervensi itu akan semakin membesar dan kadangkala memasung kehidupan kampus, jika kemudian kampus melahirkan gerakan kritis yang berusaha memperbaiki kehidupan masyarakat adalah akibat keteledoran kebijakan pemerintah.

Oleh Karna Itu, Kampus sebagai Kantong perubahan harus mampu memberikan contoh yang baik dalam menerapkan sistem pendidikan, pembelajaran, pembinaan dan keorganisasian, baik di tingkat mahasiswa maupun rektorat. Alangkah tidak bijaknya apabila kampus justru menjadi tempat pelanggengan budaya otoriter dan tidak menerapkan Konsep kebebasan Berfikir dan Berpedapat, kreatifitas, serta Argumentatif di Kehidupan Kampus itu sendiri.

Sabtu, 14 November 2015

REALITA SOSIAL : WARNA-WARNI


Oleh : Masyudi Martani Padang

Realitas Sosial merupakan suatu peristiwa yang memang benar terjadi di masyarakat. contohnya, seorang pemulung mencari nafkah dengan mengorek sampah,pengemis dijalan, itu sebagian kecil yang terjadi ditengah masyarakat dewasa ini. Namun, Bukan itu fokus Pembahasan Penulis.

Realita Sosial hari ini adalah warna-warni yang bercampur aduk, kita dapat lihat nilai-nilai membaur, maksudnya kita sering Melihat dikoran-koran tentang berbagai Peristiwa di Era Globalisasi Buruk dan negatifnya, namun ketika Kata Globalisasi itu Keluar dari mulut anda tidak Seklise apa yang dituliskan di Koran-koran. nampak semuanya sudah berbaur, nilai kebaikan dan keutuhan tidak lagi nampak mendominasi, kawan dan lawan seakan semuanya tidak berarti lagi, sekat-sekatan dan pengkubuhan Satu pihak ataupun kelompok nampaknya juga sudah hilang.

Dari realitas yang terjadi Saat ini, adapula hal yang tidak dapat penulis pahami, seperti contohnya kuatnya mental seseorang Perempuan ataupun laki-laki dalam berpacaran atau yang sudah menikah, ada seorang istri yang biasa-biasa saja melihat kelakuan Suaminya yang tengah bermain (bergombal-Gombalan) dengan Perempuan lain, bahkan ada yang lebih ekstrim seorang istri memperbolehkan suami bercinta di ranjang yang ia biasa pakai bersama suaminya, mustahil bagi saya dapat memahami kejadian seperti itu, contoh lainya adalah suami yang menjual istrinya demi hanya untuk kebutuhan hidup, pagi-pagi sang suami bersiap-siap mengantar Istri ke tempat-tempat prostitusi dan tengah malam menjemput istrinya setelah selesai melaksanakan tugasnya.

Dari beberapa Film yang penulis saksikan pula mendapatkan kejadian tersebut, rata-rata Aktor perempuannya ataupun laki-lakinya adalah seorang manusia yang sudah mempunyai Pasangan hidup dan anak, bagaimana kita bisa membayangkan bina kasih yang dilakukan aktor tersebut sehingga rela melihat pasangannya berciuman dengan siapapun sesuai dengan skenario, produser serta sutradara. dapat kita lihat juga dari seorang ibu yang menjual anaknya kepada orang lain dan membuangnya disembarang tempat, masih banyak lagi conto-contoh dari warna-warninya Realitas Sosial hari ini, para wanita yang bergelut dibidang model memaparkan kondisi tubuhnya di majalah-majalah, koran dllnya. serta para lelaki yang mempunyai pacar asik bertengkar berhari-hari dengan pasangannya dikarenakan pasangannya sedang kedapatan Ber-Chat,Sms,Nelponan, dllnya dengan seorang pria lain, namun ia pula melakukannya, ataupun sebaliknya seorang permpuan tidak mau berbicara dengan pasangannya berminggu-minggu dikarekan perempuan ini mendengar gosipan segelincir orang yang sebenarnya hanyalah kentut Sosial. namun semuanya seakan kondisi yang Wajar-Wajar saja. wajar itu merupakan Warisan Budayakah ?

Seseungguhnya kita telah memasuki Jaman kebebasan dan tidak adalah lagi batasan-batasan sehingga apapun yang terjadi dalam lingkungan kita adalah suatu kewajaran walaupun dampak yang dihasilkan kejadian itu Klise, negatif serta buruk untuk diri kita. Nilai-nilai sosial-kultural-lokal yang dimiliki masyarakat sudah berbaur dengan Nilai-Nilai Universal menyebabkan terjadinya pergeseran budaya yang kita miliki, kalau kita tidak sadar akan hal itu maka kitapun iktu dengan kebanyakan manusia lainnya.

Jumat, 13 November 2015

DUNIA TAK SELUAS HANDPHONE




DUNIA TAK SELUAS HANDPHONE
Oleh : Effendy Ar@w
 
Pernah mendengar orang di sekitaran anda mengeluarkan kalimat “Bisa tolong letakkan dulu ponselnya, saya mau ngomong sesuatu.” atau “Kamu pilih Handphonemu atau saya..? Jawab pertanyaan Abang, Dek. Jawab...!” Lalu, si nganu kesal dan pergi dengan membawa sejuta kejengkelan. Atau, ada sekumpulan orang yang tidak berani menegur secara langsung tapi menyindir lewat status di dunia maya, terus secara tiba-tiba langsung mengajak pulang. Ataukah si nganu memilih diam saja, mungkin karena memang cuek atau kurang enak untuk menegur, dengan alasan memilih untuk menyimpan segala kekesalannya itu di dalam hati saja. Dengan motto: cukup dia dan Tuhan yang tahu, dan berharap semoga waktu segera menyadarkan si pelaku. Hmm Super sekali..

Inilah fenomena di mana yang dekat mendadak jauh dan yang jauh selalu dekat, kebalikan dari para penjual obat di pasar-pasar. Sebagian besar dari kita mungkin saja pernah jadi pelaku ataukah sebagai korban kejadian ini. Buktinya anda begitu khusyu membaca tulisan ini. Anda lupa kalau ada teman yang dari tadi manyun di depan atau di samping anda. Tetapi semoga sikorban yang manyun itu tidak sedang di atas atau di bawah anda (tepok jidat).

Inilah zaman dimana kita tidak lebih penting dari handphone. Menghadirkan kesunyian di tengah keramaian. Menggadaikan dunia nyata demi dunia maya (coba Luna Maya, emang Ariel Noah saja yang Mau..?). Bukan hanya di kampus, Sekolah, Warkop, mungkin juga di beberapa teras rumah ibadah, di taman-taman kota, di pojok-pojok tempat kencan anda dengan sang kekasih, ataukah di temapat-tempat lainnya. Ibarat sebuah hubungan, ini semacam cinta yang bertepuk sebelah tangan.
Salahmu sendiri, berkencan tapi masih sibuk dengan handphone masing-masing..? Kenapa tidak pacaran jarak jauh saja..? Sekali mendayung, dua pulau terlampaui. Selain tidak jomblo anda juga bisa tetap fokus ke layar handphone sepanjang waktu, enak, kan.?! di samping tidak adalagi yang baper. Ayolah, Like dan share, setelah itu letakkan dulu ponselmu diposisi yang hanya kamu dan Tuhan yang tahu, serumputlah teh atau kopi panas disampingmu, sekaligus ajak mereka yang manyun-manyun di sekelilingmu itu ngobrol dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya. Simple kan, Gitu aja kok repot.

SUMPAH ITU SAMPAH

SUMPAH ITU SAMPAH
Oleh : Effendy Ar@w
 
Semalam, penulis berjalan-jalan di salah satu sudut kota dengan slogan "Mapaccing Toda" yang senafas dengan slogan "Tidak Rantasa". Sembari menikmati udara yang cukup segar setelah kota ini di guyur hujan di awal bulan November. Chieile "November Rain" hahaha. 

Seperti biasanya mata saya binal, suka lirik sana dan lirik sini. Tak hanya mengamati ABG yang berbadan semok, bercelana pendek ketat kira-kira sejengkal di atas lutut, tentu dengan penampakan bekas luka yang menghitam. Memanjakan memang, hanya saja pandangan saya tiba-tiba membelakak ketika melihat tupukan sampah berserakan karena tempat sampah yang tersedia telah full.

Sebenarnya bukan soal sampah itu yang menjadi fokus utama saya, tetapi lokasinya itu lho... ya lokasinya tepat di depan pagar salah satu sekolah agama/madrasah di poros balandai. Anda bayangkan masyarakat harus menumpuk sampah di depan sekolah Agama (Gila kan...). Entahlah pengelola sekolah itukah yang gila karena tak komplain. Masyarakatkah yang gila karena rela menumpuk sampah di depan sekolah agama yang merupakan laboratorium utama pencetak ulama..? Atau Pemerintah (Dinas Kebersihan) yang gila karena telah membuat bak penampungan di lokasi itu...? Ataukah ajaran Agama telah gila sehingga layak untuk di lecehkan dengan sampah..? Bisa jadi saya saja yang gila karena asal nulis...? Yang kemungkinan akan justifikasi sebagai penulis tak beretika dan tak sopan santun. Meskipun pembiaran membuang sampah di sekitaran sekolah adalah pembunuh etika dan moral serta kesopanan sekaligus.

Sampah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia, maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam bentuk padatan, cair ataupun gas. Apakah kita pernah menyadari bahwa sesungguhnya sesuatu yang dianggap sampah itu tidak pernah terbuang dalam pengertian yang sesungguhnya..? Ini artinya bahwa sampah sebenarnya masih disekitar kita, hanya berpindah tempat saja, misalnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), kecuali sampah yang dapat diurai oleh lingkungan.

Permasalahan sampah di Indonesia masih menjadi hal yang akan terus terjadi. Di beberapa kota besar, gerakkan untuk lebih peduli menjaga kebersihan sudah mulai sering dilakukan. Pemerintah kota Jakarta misalnya, mulai membangun beberapa tempat sampah di setiap sudut jalan, dan membuat tempat khusus untuk sampah organik dan sampah non-organik. Meskipun hari ini marak menjadi perbincangan, bahkan berhasil mengadu duo putra belitong antara Ahok dan Yusril Izha Mahendra yang keduanya kandidat president kedepan. Sungguh menarik bukan persoalan sampah itu.
Tekad untuk membuat Indonesia menjadi bersih sudah dilakukan dengan melakukan gerakan Indonesia bersih pada tahun 2020 yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup. Pemerintah aktif mengajak masyarakat untuk mengurangi jumlah sampah dengan kegiatan Reduce, Reuse dan Recycle (3R). Reduce adalah mengurangi sampah dari bahan plastik seperti botol minuman. Reuse yaitu menggunakan kembali barang bekas seperti kaleng bekas makanan atau minuman untuk dibuat menjadi beberapa peralatan seperti celengan, atau tempat alat tulis. Sementara Recycle yaitu mendaur ulang sampah, seperti membuat kerajinan tangan dari sampah plastik atau barang bekas yang tidak terpakai. Kegiatan ini lebih efektif dari pada tidak memberdayakan sampah atau membuang sampah sembarangan karena dapat menganggu kesehatan.

Selain itu ada alternatif lain yang bisa Anda lakukan untuk mengelola sampah dengan baik, yaitu: Membuang sampah pada tempatnya di mana pun Anda berada. Jika Anda tidak menemukan tempat sampah, simpan dulu sampah di dalam tas Anda, dan buang pada tempatnya bila sudah menemukan tempat sampah. Kurangi penggunaan plastik yang berlebihan karena dapat merusak lingkungan dan merusak kesehatan dalam waktu jangka panjang. Atau memisahkan tempat sampah organik maupun non organik.

Sekarang, saatnya membuat satu resolusi baru yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat Indonesia. Menuju Indonesia sehat, sekarang kita mulai peduli lingkungan kelola sampah dengan baik. Kurangi pula aktifitas mendaki gunung, dan berselfie dengan menulis di atas kertas semisal "Joness Kapan Kesini...?" Sembari memajang di media-media soaial. Kasihan kan gunung itu kotor karena oknum tak bertanggung jawab. Padahal, dalam melakukan pendakian, yang harus selalu diingat adalah: “Jangan ambil apapun kecuali foto, dan jangan tinggalkan apapun kecuali jejak dan kenangan manis”. Lha ini yang ditinggalin malah sampah..?
 
Semoga saja saya, anda, juga mereka lagi membuang sampah di depan madrasah dan tak tergolong sampah masyarakat. “Sampah masyarakat" itu bukan orang-orang yang dijalanan, bukan juga yang tuna susila, apalagi mahasiswa tidak jelas kapan lulusnya. Tetapi, sampah masyarakat itu ya para koruptror itu. Jadi wakil rakyak korupsi, jadi pengacara korupsi, jadi hakim korpusi, jadi apapun mereka tetap saja korupsi

ANEH DAN TIDAK NYATA

ANEH DAN TIDAK NYATA
Posted by Angga Mayolus Linus

Saya saran kepada anda, agar tidak membaca tulisan ini hingga akhir. Apalagi jika anda tidak terbiasa dengan keanehan, lalu anda melihat tulisan ini benar-benar nyata adanya.

Anehkan negeri kita ,coba bayangkan dan jangan berharap membayangkan kalau tidak ada perjuangan dan usaha untuk suatu tujuan. Lihat saja seragam mereka yang di kelilingi oleh bintang-bintang kecil yang menghiasi dan disertai oleh pernak-pernik yang berkilau tetapi diselimuti oleh debu efek kemarau. Saya rasa itulah ciri khas mereka dalam pembelaan jabatannya. Tapi akan kah mereka membela terhadap kesengsaraan pembuat seragamnya, (omong kosong). hanya dengan selembar kertas bernilai yang mereka miliki untuk membela kekuasaannya dan seragamnya. Tidak lama lagi kemarau akan berganti,tetapi saya yakin debu yang di seragamnya tdk akan pernah pudar. Sudahlah membahas seragam ...Pukul 07:30 WITA senin pagi menuju anak sekolah pedesaan dengan langkah kaki kecil mengejar suatu kewajiban dan cita-citanya. Alas sepatunya di selimuti oleh lumpur, betapa berat perjuangan mereka, hanya demi megibarkan bendera merah putih. salah satu contoh anak anak serius akan pengetahuanya walaupun tidak di seriusi (lagi lagi penindasan).

Kita beralih ke kota kotaan, hahaha saya tertawa dulu...., kota yang di penuhi keseriusan tidak jelas, lihat saja dari siswa yang memakai seragam putih biru sampai pudar menjadi putih abu abu karena efek deterjen kadaluwarsa. Aktivitasnya hanya melaksanakan kewajibannya, hahaha saya juga tersinggung akan hal itu. Eksistensi siswa sekarang hanya bermodal penampilan luarnya, kayak selebritis aja padahal backgroundnya ikan lureee (saya hanya pilih ikannya) orang tuanya menyuruh untuk bersekolah, tapi siswa sekarang hebat mempunyai banyak sekolah dengan fasilitas yang memadai(sok kaya) padahal lalung-lalang di pinggir trotoar dan lampu merah. Bersekolah pun terpaksa orang tuanya berusaha peras keringat banting tulang. saya turut prihatin kepada fasilitasnya(bukan pemakainya) sudahlah itu hanya basa basi saya saja, tapi penting untuk di pahami dan direnungi.

Ketika semuanya menjadi kenyataan, bahwa negeri kita ini bagaikan film yang sering kita saksikan di siaran-siaran yang di penuhi oleh sandiwara, bahasa kekinian "bisanya inul " meski inul pun tak tau akan bahasa kekinian tersebut. Saya berharap pemikiran kita ini jangan menyusaikan dengan judul lagu syarini, maju mundur maju mundur cantik, anehkan...?, dimana eksistensi para aktor layar kaca dan para pemilik kursi kekuasaan yg rodanya hanya bisa bergelincir kesana kemari. pandai bersandiwara dan menjadikannya sebagai budaya, entah apa mau mereka..? dalam alkitab Tuhan berkata "Jangan ada padamu ALLAH lain di hadapan ku , tapi lagi-lagi sekta terjadi demi politik(yang ingin menjadi Tuhan juga).
Sekian...!!

PERTANYAANKU ATAS KEHIDUPAN

PERTANYAANKU ATAS KEHIDUPAN
Oleh : Masyudi Martani Padang

Kebanyakan manusia merasa Hidupnya tidak adil, hidupnya penuh dengan kesengsaraan, ketakutan dllnya, yang membuat dirinya semakin merosot jauh dari hal-hal yang berupa kebaikan, seperti yang pernah saya lihat di DP salah satu Kawan saya yaitu "apapun yang terlihat baik kalau sudah kecewa pasti kelihatan Buruk". perkataan Seperti itu dikeluarkan oleh manusia karena disebabkan beberapa tekanan-tekanan dan mengandung Subjektif (tegantung Kondisi Perasaannya).

Pertanyaan-pertanyaan yang selalu keluar dari mulut seorang manusia adalah mengapa aku dilahirkan seperti ini ? Bukankah tuhan maha adil? Namun mengapa menciptakan Kesengsaraan, penderitaan sedang ia berkuasa atas segala sesuatunya, mengapa tidak ia ciptakan saja kebahagiaan sehingga manusia bisa merasakan kebahagiaan saja bukan kesengsaraan, mengapa orang lain bisa kaya ? Mengapa saya begini-begini saja ? Mengapa selalu saya di sakiti orang ? Dan masih banyaknya pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan yang menurut ia tidak adil, tidak menafikan segalanya, saya pun selalu bertanya seperti begitu dalam hati paling dalam saya.

Manusia seperti gambaran diatas hakikatnya mengidap tiga kegelisahan yang ia sadari dan tiga kegelisahan yang ia tak sadari, penyakit yang ia derita adalah penyakit yang KOMPLIKASI : tak Betah Hidup, irama mentalnya Kacau, kesehatan tak menentu, hatinya gundah gundalah.
(Emha Ainun Najib)
.
Lebih jauh lagi Emha Ainun Najib menjelaskan tentang tiga kegelisahan yang ia sadari dan tiga kegelisahan yang ia tidak sadari. Pertama, kenapa ketidakadilan merajalela dan mengapa tuhan ikut-ikut tidak adil karena terbukti dia memberikan saja begitu banyak ketidakadilan. Kedua, segala peristiwa ketidakadilan itu diyakininya sebagai sunnatullah, sebagai takdir ilahi, sebagai sesuatu yang memang sudah dipastikan sejak dari sononya sehingga apapun yang dilakukan oleh manusia akan terasa sia-sia saja, sebagai manusia romantis manusia seperti itu tidak tahan hati melihat kesengsaraan yang telah terjadi didalam hidupnya. Ketiga, lebih celaka lagi ketika dan sesudah manusia sudah ditakdirkan untuk menderita serta mengalami segala sesuatu yang sudah di Skenariokan Tuhan padanya.

Sedangkan tiga kegelisahan yang tidak ia ketahui. Pertama, ia bermaksud menjadi tuhan, karena ia ingin kehidupan dan apapun yang terjadi dalam hidupnya sesuai dengan kemauannya dan keinginannya, itupun peran yang cocok buat dia adalah "Tuhan Yang egois". Kedua, adalah kesombongan khas manusia. Dalam ketidakpercayaan pada kemerdekaan yang diberikan tuhan kepadanya, ia justru menjadi rontok kepribadiannya sehingga ia tidak menjadi tegar, tetapi lebih memilih sedih dan putus asa. Ketiga, karena ia memang tak sadar memasuki suatu galaksi ilmu yang tidak sungguh-sungguh menguasainya.

Jadi apa yang dikatakan Emha Ainun Nadjib diatas bisa di gambarkan adalah manusia yang seperti itu menutup potensi-potensi dalam dirinya untuk menerima "kebeneran" dan ia tidak mengerti serta tidak sanggup mengikhlasi hakikat "kebenaran" dan "Realitas". Contoh anologinya seperti selalu orang katakan dan beberapa kawan saya juga sering mendiskusikan hal ini "bahwa yang beriman masuk surga dan yang kafir masuk neraka" padahal tidak bisa kita terangkan yang mana dikategorikan yang beriman dan yang mana dikategorikan kafir. Salah satu contoh lagi yang bisa saya sisipkan di tulisan ini adalah ketika ketaqwaan hanya di kategorikan sebagai manusia yang sering melaksanakan sholat, berpuasa, mengaji dllnya, sehingga cara berfikir kita tentang ketaqwan hanya sampai dibatas situ, sedangkan ketaqwan tidak hanya sebatas Sisi formalistanya saja. Namun ketaqwaan juga mencakup tingkah laku kita kepada ciptaan-ciptaan Tuhan, menolong sesama, dllnya. Sama dengan pembahasan diatas yang dikategorikan beriman dan dikategorikan kafir.

Sebagai manusia kita tidak usah bermuluk-muluk dalam menjalankan suatu kehidupan, jalani apa yang bisa kita jalani, karena mengeluh hanya menghabiskan tenaga serta pikiran, sehingga membuat kita pun jauh merosot kedalam keburukan.

ANTARA GURU DAN MURID



ANTARA GURU DAN MURID
Oleh : Iwal Sukarman

malam itu tepat pukul 23:04 wib di sebuah sekret, berkumpul beberapa mahasiswa yang hendak belajar kepada Seniornya mengenai Administrasi Organisasi. pelajaran kali ini tentang surat menyurat yang diberikan Oleh Senior dari Beberpa Mahasiswa tersebut. Sang senior bertindak sebagai guru sedangkan junior bertindak sebagai murid, pelajaranpun di mulai.
 
Sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik jurusan Administrasi Negara, mereka tentunya harus menguasai materi/ilmu tentang Administrasi atau hal yang mengcakup di dalamnya. nah pada saat pelajaran hendak di mulai, junior tertawa renyah seakan sudah tahu pelajaran tersebut dan di ikuti tawa dari temannya yg lain dan sang senior ikut tertawa juga. maklum sudah tradisi mereka pada saat berkumpul dan begitulah Proses Belajar yang biasanya terjadi dimereka, tidak kaku seperti Proses Pembelajaran yang diterapkan Oleh Kampus serta Sekolah-Sekolah Pada Umumnya.
 
Pelajaranpun berjalan seadanya, namun ditengah-tengah Proses Pembelajaran Tersebut tiba-tiba terjadi perdebatan antara guru dan murid, dikarenakan sang murid terlalu merasa pintar, sesekali dia membantah guru ataupun teman yang ikut menyelahnya. salah satu dari mereka yang hadir dan ikut menyaksikan namun tidak ikut didalam Proses Pembelajaran Tersebut, sesekali ikut menyela, memberi masukan, dan sedikit tertawa kecil melihat keanehan proses belajar.

yah, hal seperti itulah kebanyakan yang terjadi di Beberapa Proses Pembelajaran, Murid merasa Enggan lagi Memperhatikan Pelajaran yang di sampaikan oleh gurunya (Seniornya) di karenakan Egois pengetahuan telah menjadi Darah daging di dalam Tubuhnya. Setelah 15 Menit Proses Pembelajaran Pun di hentikan dikarekan Murid yang telah diajar telah mampu Menyelesaikan Tugas yang diberikan oleh sang Guru, muridpun Menundukan Kepalanya sejenak dan beriterima kasih kepada Sang Gurunya yang telah Mengajarkan Pelajaran Administrasi Kepadanya.

Ada beberapa makna yang penulis dapat simpulkan dari kejadian Tersebut:
 
-jangan pernah mengabaikan hal-hal/pelajaran yang sederhana, karena dari hal sederhana itu kita bisa memperoleh pengetahuan bahkan bisa menjadi bencana bagi kita di suatu saat karena menganggap sederhana dan biasa akhirnya jadi sok tahu atau Egois Ilmu Pengetahuan.

-Belajar itu tidak mesti melihat siapa yang menjadi guru, mudah atau tua, Pendek atau Tinggi, Serta Hitam Atau Putih Kulitnya. tapi kita lihat ilmunya, bagaimna kita dapat mencerna dengan baik apa yang di ajarkannya serta menerima dengan ikhlas, karna belajar dengan ikhlas akan lebih mudah terserap oleh sang penerima pelajaran.

-Sikap menganggap remeh orang lain harus di hilangkan, atau selalu menyombongkan diri, karena itu akan mempersulit dalam menerima ilmu pengetahuan.

-semua orang adalah guru dan semua tempat adalah sekolah. jangan malu bertanya dan belajar.

-hormati orang lain, maka kamu akan di hormati. perbaiki sikap dan berikan contoh yang baik pula

SELINGKUH YUK

SELINGKUH YUKK.
Oleh : Aswar Saputra

Bagaikan gula meski pun hanya sebutir dengan sekejap mata akan berkumpul segerombolan semut, begitulah para infestor-infestor (pemilik modal) asing ataupun lokal dalam memanfaatkan Sumber Daya alam sebagai upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi serta status sosial sebagai "konglomerat" tentunya dengan potensi mendirikan perusahaan - perusahan swasta.

Dengan itu Keberhasilan para pemilik modal yang seksi mendapat perhatian khusus dari para pendiri partai-partai politik dengan penuh hasrat (selingkuh yuk) untuk memperkokoh partai dan memperpanjang langkahnya, biasanya dengan menjajikan suatu jabatan bagi konglomerat agar bisa bergabung di parpol yang digeluti(kontrak politik). tidak banyak yang bergabung sih, tapi tidak banyak pula yang tidak bergabung, kalau ingin berperut besar seperti politikus sukses yang biasa kita liat yah pasti bergabung lah. Namun, tidak semudah membalikkan telapak tangan. untuk mendapatkan partai beserta jabatannya, para konglomerat harus mengorek dana tabungannya terlebih dahulu untuk membeli partai (Elit partai). Padahal almarhum K.H. Abdurrahman Wahid pernah mengatakan bahwa "Tidak ada jabatan istimewah di dunia ini yang harus di perjuangkan mati-matian". kurang lebih sepertih itulah.
 
Syukur kalau berhasil mengalahkan keseksian dompet-dompet pengusaha lainnya, kalau tidak yah siap2 saja hanya menjadi tim sukses atau tim pemenengan saat lima tahunan telah berakhir (pesta rakyat), saat inilah yang dinanti oleh para bento-bento negeri untuk mendapatkan sedekah dari konglomerat tadi (money politic) dengan syarat "kontrak politik" yang harus di sepakati. karena, berfikir keinstanan maka kesepakatan pun terjadi.
 
Banyaknya orang yang memasuki stadiun sepak bola untuk menonton pertandingan dapat dihitung dari jumlah orang yang mempunyai tiket". begitupula kontrak yang di sepakati tadi "berapa bnyak sedekah yang akan di dapatkan itu ditentukan dari berapa banyak tiket yang dimiliki".(suara rakyat) untuk memilih kepala daerah, bahkan pemimpin negara pada pada saat pemiluh. Yah kurang lebih seperti itulah kontraknya.

Huffff..Tidak berhenti sampai disitu setelah kepala pemerintahan terpilih saat itu pula pemerintah menjalankan programnya (Program Pembangunan Dana Saham Lima Tahunan) sekaligus Melegitimasi kekuasaannya dengan pembangunan gedung-gedung yang pastinya bersifat privat dan itu akan merekayasakan kesengsaraan rakyat dengan membuat para bento-bento negeri slalu tersenyum setelah melihat indahnya gedung-gedung megah tersebut dari tengah , pinggir, hingga ke sudut kota (Rekayasa Sosial).
 
Terlepas dari Subtansinya sebagai pemerintah harusnya untuk mensejahtrakan rakyat, juga memiliki tugas yang harus dilaksanakan sebagai pemerintah berloyalitas tinggi terkhusus kepada para pengusaha-pengusaha yang telah diselingkuhinya ketika menjadi tim sukses atau tim pemenangan, wajib memberikan cendra mata (politik balas budi) berupah proyek pembangunan, jabatan tinggi di suatu perusahaan atau instansi, pengangkatan sebagai PNS, dan lain sebagainya. Begitulah reaksi mereka ketika Selingkuh.
 
dengan demikian wujud keadilan buram selama lima tahun pula. entah bagaimana lima tahun berikutnya dan lima tahun yang lainnya itu akan terjawab setelah melakoni perannya masing-masing. Karna akan di ketahui karakter kepemimpinan seseorang setelah di berikan suatu jabatan atau kekuasaan. Hmmm. Mungkin itu menjadi salah satu alasan bagi para penganggur berijasah. mereka lebih baik menjadi pengangguran sukses dengan phobia perselingkuhan daripada menjadi penghianat sukses yang selalu mengangguk-anggukan kepala di depan pimpinan lantaran bisu di depan kebenaran.

Selingkuh bukanlah satu-satunya jalan untuk mempertahankan jabatan, itu justru akan menjadi penjara neraka bagi diri sendiri tanpa kebebasan untuk beraktualisasi.

BERFISIP : REVITALISASI INTERNAL SEBAGAI MANIFETASI CINTA LEMBAGA

BERFISIP : REVITALISASI INTERNAL SEBAGAI MANIFETASI CINTA LEMBAGA

Oleh : Admin

Judul tulisan diatas merupakan Tema yang di usung oleh panitia Pelaksana dalam Agenda Musyawarah Besar SENAT MAHASISWA KE-XIV, Tema yang di usung oleh panitia merupakan tema Yang unik, karena melihat Kondisi SEMA FISIP yang telah terjadi Beberapa waktu lalu. Tema yang di usung juga merupakan Refleksi Gerak Organisasi selama ini.

Revitalisasi dapat di artikan sebagai proses Pemulihan kembali organisasi yang selama ini mengalami Kemunduruan ataupun degradasi Generasi(Pengusung tema). Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Revitalisasi adalah proses, cara, perbuatan menghidupkan dan menggiatkan Kembali, revitalisasi memang sangat dibutuhkan tiap Organisasi begitupula Organisasi SEMA FISIP UNANDA.

Sebagai mahasiswa yang merupakan agent of change, social control, moral fource untuk mewujudkan hal itu sangat diperlukan suatu Wadah sebagai penempah kualitas Mahasiswa. Dikarenakan Potret mahasiswa masa kini merupakan cermin indonesia masa depan. keberadaan, kemampuan, dan peran mahasiswa sangat menentukan masa depan bangsa, begitupula Peran Mahasiswa FISIP UNANDA untuk memajukan Fakultas serta kampusnya, salah satu penempah kualitas mahasiswa(i) adalah lembaga kampus, Lembaga kampus merupakan lembaga yang sangat penting dan kontributif dalam proses pematangan berpikir dan bertindak seorang mahasiswa. Banyak keterampilan sosial dan politik yang sangat penting yang dibutuhkan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan diri (sehingga lebih berpeluang untuk sukses) justru dikembangkan di lembaga-lembaga kemahasiswaan, ketimbang di ruang kuliah.

Sejarah telah mencatat Bahwa Kemajuan SEMA FISIP selama ini ditopang oleh karya serta kreatifitas Mahasiswanya patut kita Ajuhkan Jempol, SEMA FISIP selalu menjadi Pelopor dan ikut dalam Pembangunan Di kampus Unanda melalui Program-program Yang progresif (ALUMNI FISIP UNANDA) namun akhir-akhir ini terjadi kemunduran yang jauh merosot dari sebelumnya, Kondisi-kondisi kemunduran terjadi seperti Diskusi-Diskusi, Wacana Pengetahuan serta Melatih Keterampilan itu sangat Jauh kita dapatkan lagi di SEMA FISIP itu sendiri apalagi rasa Mencintai Lembaganya pun mulai menipis di para Mahasiswa(i)nya. Kalau kita melihat dan mengaitkan dengan perubahan Jaman saat ini, tantangan kedepannya yang harus dilalui SEMA FISIP UNANDA adalah menciptakan Sumber Daya Manusia yang mempuni, Ber-Kualitas serta memiliki Kapabilitas yang tinggi agar mampu menjawab Tantangan Jaman, Belum lagi ketika kita melihat konstelasi Politik yang telah terjadi Di kampus Unanda beberapa Bulan yang lalu.

Jadi, Kesimpulan dari panitia Mengusung Tema "REVITALISASI INTERNAL SEBAGAI MANIFESTASI CINTA LEMBAGA" bertujuan memajukan SEMA FISIP UNANDA dan berjalan sesuai dengan cita-cita didirikannya, memulihkan Diskusi-Diskusi, wacana Pengetahuan serta melatih Keterampilan para Mahasiswa(i) FISIP  untuk kearah lebih maju lagi. Para panita juga berharap agar semua Komponen-Komponen (Alumni, Senior-Senior, Pihak Kampus, Dekan serta seluruh Mahasiswa Fisip Unanda) untuk bersama-Sama dan saling merangkul untuk Memajukan SEMA FISIP UNANDA kearah yang lebih baik.

Kamis, 12 November 2015

MUNGKIN BUKAN TAKDIR TUHAN

"MUNGKIN BUKAN TAKDIR TUHAN"
Oleh : Angga Mayolus Linus

Yang di maksud dengan takdir Tuhan adalah ada diri kita masing-masing, sudah wajarlah kita di takdirkan untuk memahami takdir yang di berikan oleh yang maha kuasa .
Malam pun tiba yang menjelang pagi pukul 24.00 Wita ,sampai acara selesai, entah itu acara apa(acara tidak jelas buat saya) ...waaa kayaknya pengayom masyarakat tdk konsisten dalam kewajibannya ,mengapa ?mungkin karena bukan kewajibannya ,ketika kita di lahirkan untuk mempunyai tujuan ,tujuan itu masih buram ,tapi sesudah di lahirkan dan dirawat dan di ajar untuk sampai menjernihkan tujuannya , tapi mereka ???yaaa mereka para generasi pelanjut masih saja buram ,buram ,dan buram(sebagian saja) ,ketika mereka berada di dunia pedidikan dan mereka di ajarkan sesuai dengan sejarah sejarah dan sampai mereka di didik ke perguruan tinggi masih saja terjebak di dunia yang buram yang mereka anggap kehidupan mereka itu kehidupannya sendiri tanpa campur tangan yang maha kuasa .Masih membahas acara yang di maksud ,mungkin sedikit demi sedikit akan terungkap dengan anda yang menjadi pembaca saat ini .
 
Tuhan menciptakan adam dan hawa, tapi hahahaha.... lagi lagi mereka yang ingin mau menjadi Tuhan atau memang takdir Tuhan,mengapa ada sekta di antara ciptaan Tuhan tersebut ?,ampuni hamba mu itu yang menggayai gayai ciptaanmu ,saya ikut sedih melihat ke anehannya ,kalo mengingat sejarah terbentuknya negeri ini, apakah ada yang di maksud yang menjadi sekta di atas antara ciptaannya yang paling mulia yang menjadi pejuang terbentuknya negeri ini?tdk ada,tapi saya rasa untuk saat ini ada karena sekarang negeri kita menjadi tidak jelas(buram lagi), benar yang di katakan (bung Karno )"enak jaman ku toh" ?anggap saja kakek saya yang menyatakan itu ,dan kakek saya itu betul betul di berikan takdir kepada yang maha kuasa dan dia asli ciptaannya .
 
Untung saja ada payudara ,kalau tidak ada payudara saya yakin negeri kita ini di penuhi oleh generasi yang gagal maaf kalau pembahasan ini tdk berkenan,memang harus di pahami dan nalar membaca tetap jangan cepat terobsesi dengan memikir yang tidak wajar yaa wajar wajar sajalah ,waaa membahas tentang payudara saya rasa yang menggaya gayai ciptaan yang maha kuasa ini ,harus bagaimana dong dengan generasi pelanjutnya ? kayaknya perlu obat obatan dan suntik suntikan lagilah( lagi lagi buram )offside weeey kartu merah !! aduuh anehnya mereka,sekali lagi ampuni mereka hambamu . 

Saya tidak beruntung Melihat kondisi jaman ini, tapi saya berterimah kasih kepada yang menciptakan saya karena hadir di jaman ini dan tidak menggaya gayai ciptaan Tuhan .Terus bagaimana dengan kisah percintaannya ? cuman mereka yang memahaminya ,sugguh eksistensinya melebehi eksistensi Tuhan sebagai pencipta . 

Semogah bermanfaat ,dan hargailah diri Anda sebagai ciptaannya bila ingin menghargai Tuhan sebagai pencipta

KEBENARAN TAKKAN PERNAH MATI


"KEBENARAN TAKKAN PERNAH MATI"
Oleh : Arifin Zainuddin Laila
di zaman modern ini. bukan hanya perkembangan teknologi dan fhesion saja yang terus menerus melakukan terobosan baru akan tetapi perubahan nilai-nilai di kehidupan

Masyarakat kitapun sekarang ikut berubah dmana kecenderungan saling memangsa.seperti yang dinyanyikan SID. Peristiwa konflik kekerasan antar suku, antar mahasiswa, antar siswa/pelajar, antar ormas, antar kampung, dan yang paling memalukan konflik kekerasan mengatasnamakan agama, adalah deretan peristiwa kelam yang kerap mewarnai bangsa ini. Cukup memprihatinkan memang ketika kenyataan ini disandingkan dengan cita-cita bangsa kita 'Bhinneka Tunggal Ika' (berbeda-beda tetapi tetap satu jua). Betapa buasnya perilaku individu-individu atau kelompok-kelompok sosial yang ada di Indonesia untuk memangsa sesamanya, hummn.. kembali teringat dengan apa yang pernah di katakan soekarno, bapak revolusi ini pernah mengatakan "bahwa akan ada fase dimana bangsa kita akan menjajah bangsanya sendiri"
dan jawabannya adalah,betul....betul...betul.. itu kata ipin & upin.
yuhhhhuuuu....
ditengah tengah asap pasti ada api. entah asap itu berasal dari api unggun. atau berasal dari pembakaran hutan, , penulis hanya bisa berkata dalam goresan penahnya "ENTAH"....
mereka tau lalu berpurah2 tidak tau atau mungkin saja hanya tuhan yang tau...
inilah efek dari kepentingan jangka pendek, tidak jauh-jauh dari tujuan akhir kebanggaan (prestise) kelompok atau materi.

Betapapun keprihatinan mendalam terhadap persoalan sempit-pikir, tumbuh-suburnya egoisme individu/kelompok, kepentingan jangka pendek, kebanggaan individu/kelompok tertentu di atas kebanggan nasional, dll., namun pada akhirnya optimisme dan pengabdian tulus jua lah yang akan selalu menang. Jiwa-jiwa merdeka lah yang tidak menghiraukan godaan jangka pendek yang nantinya akan muncul ke permukaan untuk memegang tongkat kepemimpinan, mempererat persatuan dan kesatuan bangsa (nasionalisme), membangun pengertian demokrasi yang efektif, serta memandu jalan ke arah keadilan sosial. Di tengah situasi dan kondisi bangsa saat ini yang sedang mengalami berbagai krisis, diantaranya krisis kepemimpinan dan kepercayaan, maka kita dibuat bingung oleh kacaunya masyarakat dan pemerintah kita, lantas kemudian seringkali kita merasa pesimis dan apatis terhadap masa depan negeri ini. TIDAK..sama sekali tidak bahwa kita akan terus dihantui perasaan tersebut. karna "KEBENARAN TAKKAN PERNAH MATI" perasaan pesimis dan apatis hanya akan membawa kita pada kesia-siaan hidup, tidak ada manfaatnya, oleh karena itu bersegeralah kita berpaling pada jalan yang tidak ada keraguan dan kebuntuan didalamnya. Ya, itulah jalan satu-satunya. Satu-satunya jalan yang harus kita tempuh untuk menggugurkan segala kebingungan di tengah zaman kacau ini adalah dengan kembali pada jalan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, yaitu nilai-nilai para leluhur kita.

Potret kelam bangsa ini tidak akan bertahan lama, bahwa yang namanya kepentingan jangka pendek, sesuai namanya 'jangka pendek', berarti bakal bertahan hanya 'seumur jagung' dan bakal tergerus oleh zaman yang kian hari kian progresif menuntut kebenaran hakiki. Akhir kata, bagi dia yang selalu mengabdi dengan tulus untuk negeri ini tanpa pamrih, bagi dia yang bersuara benar namun tak didengar, bagi dia yang penuh harapan positif dan inisiatif tapi sering diacuhkan dan 'dicap munafik', bagi setiap jiwa merdeka bangsa Indonesia, untukmu tiada yang dapat mencemarkan bening jiwa tulus pengabdianmu dan tiada yang dapat menghentikan langkahmu pada jalan kebenaran, pada jalan Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

NEGARA : MENJAMIN KEADILAN ?

NEGARA : MENJAMIN KEADILAN ?
Oleh: Masyudi Martani Padang (Boelang)

Ke-Adil-an merupakan suatu konsep yang bersifat Filosofis atau Etis. Inti dari keadilan adalah distribusi Hak dan Kewajiban yang di atur dalam konsep persamaan dan timbal Balik (Emha Ainun Nadjib). Menurut KBBI Keadilan adalah Sifat (Perbuatan, Perlakuan dan Sebagainya) yang adil. Kata Ke-Adil-an Berasal dari Kata Adil yaitu artinya sama berat, tidak memihak, tidak berat sebelah.
Dalam kehidupan Ber-Masyarakat dan Ber-Negara harus mematuhi terhadap tata kesepakatan yang telah terwujud menjadi aturan yang akan Mereorientasikan kehidupan yang penuh akan keadilan dalam Ber-Masyarakat serta Ber-Negara, sehingga bisa mendatangkan Perdamaian antar seksama dan menciptakan Kesejahterahan. Setiap manusia sebagai makhluk sosial pasti memiliki sebuah ideologi. Sebuah pemikiran yang melandasi tata hidup dan pola fikir, sehingga tercipta Ke-harmonisan dengan sesama. Semakin tertata dan teraturnya pola hidup seseorang, akan semakin baik pula sistem hidup orang tersebut.

Sebagai sebuah bangsa dan negara yang memiliki ideologi yang berasaskan Pancasila serta memiliki landasan yang kuat karena tersusun dari berbagai aspek dasar kehidupan. Pancasila yang memilki sila, Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah satu kunci yang berlandaskan hukum atau norma yang berlaku di masyarakat Indonesia.

Seperti Nilai yang terkandung dalam Sila Ke-V yaitu keadilan sosial. Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia untuk semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia material dan bahagia spritual, lahir dan batin. Istilah adil menunjukkan bahwa orang harus memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya. Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk kepentingan bersama. Maka di dalam sila Ke-V tersebut terkandung nilai Keadilan didasari oleh hakekat keadilan manusia yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.

Banyaknya kasus-kasus yang beredar di Siaran TV, Media Sosial dan lain sebagainya, seperti kasus Tawuran, Pelarangan menjalankan suatu aritual keagamaan, pencurian sandal jepit oleh bocah 15 tahun, pencurian beras oleh seorang nenek, serta yang terbaru adalah Hate Speech yang disinyalir dapat Membunuh Hak kebebasan Bersuara dan Berpendapat menandakan bahwa Negara Belum Mampu menjamin Keadilan bagi seluruh rakyatnya. Telah menjadi rahasia umum pula bahwa hukum di Negara ini berpegang pada logika "Mereka yang memiliki uang yang menang serta mereka yang memiliki uang yang tenang" sehingga menyebabkan "Hukum Runcing Kebawah dan Tumpul Keatas".

Jadi, Benarkah Negara Menjamin Keadilan Ber-Masyarakat dan Ber-Negara bagi warganya ?

Wallahu A'lam Bissowab...

GENERASI MUDA : BUDAYA MENULIS


GENERASI MUDA : BUDAYA MENULIS
Oleh : Masyudi Martani Padang
“Dengan menulis aku ada,dengan menulis aku hidup, dengan menulis aku dibaca…”. (KH.Zainal Arifin Thoha)


Sudah banyak tulisan tentang mengenai budaya Menulis serta banyak pula pemikiran-pemikiran tentang melahirkan generasi yang "Gemar menulis". Hingga sampai kepada Kesimpulan bahwa menulis akan mempengaruhi Budaya serta memajukan Peradaban.Sebut saja beberapa penulis dalam negeri yang mempengaruhi budaya serta memajukan bangsa seperti : Pramodya ananta Toer, Hamka, Karitini, agus sunyoto, Emha Ainun Nadjib, Sudjiwo tejo dan masih banyak yang lainnya. Usaha-usaha perseorangan pun juga sering dilakukan seperti di Blog, Web, PanPage,serta di media Sosial yang lainnya yang telah dijadikan sebuah Buku Bacaan. Selain itu, usaha Me-literasi tulisan dalam buku keroyokan pun telah dilakukan.

Apalagi di jaman yang modern Perkembangan Teknologi dan informasi sangat cepat perkembangannya, akses untuk mencari sumber-Sumber bacaan bisa didapatkan di berbagai media-media (Khususnya Media Sosial dllnya), dan jangan lupa juga sering-Sering membuka Panpage "Suladwiva". buku-buku saat ini bisa juga di Download di E-Book walaupun agak terbatas namun bisa menjadikan sumber bacaan bagi penulis, selain menggunakan Beberapa pendekatan dan Analisis untuk Menulis.

Bagi kebanyakan orang menulis adalah sesuatu hal yang indah karena bisa Ber-Ekspresi dalam tulisannya serta bisa membuat Semacam karya Tulis, memang menulis memiliki Nilai Kesenian yang tinggi, dan sebagian orang lagi mengatakan agak susah menulis karena ia tidak tauh memulai dari mana dan pembahasannya apa (Judul Tulisan). Jawaban dari ciri orang yang kedua adalah mulailah menulis dengan hal-hal kecil seperti masalah-masalah pribadi ataupun kejadian-kejadian yang terjadi didalam kehidupan pribadi. Karena perlu di sadari bahwa budaya menulis kita semakin kurang, apalagi membandingkan dengan Negara-negara Se-level asia.

Saat seorang menulis maka di saat itu pula dia mampu memvisualisasikan ide-ide cemerlang yang tersimpan dalam dirinya. Namun ketika aktivitas ini tidak menjadi bagian hidupnya yang terjadi adalah terbuangnya ide-ide cemerlang yang dimiliki. Padahal ide itu sangat mahal harganya. Kita tidak tahu kapan ide muncul dan terkadang dengan mudah terlupakan. Cara yang paling dahsyat untuk mengingat dan mengarsipkannya adalah dengan menuliskannya. Sedikit yang dituliskan bukanlah menjadi masalah. Yang terpenting adalah ide dan proses membudayakan Budaya Menulis itu bisa terwujudkan dalam suatu karya yang bermutu tinggi.

Khususnya para generasi Muda yang masih bergelut di dunia Pendidikan. Masa muda adalah waktu yang tepat untuk menggali potensi yang dimiliki. Kalau bersedia meluangkan waktunya untuk menggali potensinya maka yakinlah bahwa ia mampu menjadi penulis yang baik. Apalagi ketika generasi Muda sebagai insan yang akademis kegiatan menulis harusnya dilakukan secara rutin dan terus berlatih sehingga saraf menulisnya dapat lentur. Harusnya hal ini dibareni dengan membaca, sebab membaca adalah kunci untuk menulis. Membaca bukan hanya sekedar mendapat asupan informasi saja, tapi juga untuk memperoleh ketajaman analisis dan berpikir terhadap suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Dan juga dapat mengembangkan kosa kata dalam gaya penulisan demi berkualitasnya tulisan yang dihasilkan. Penulis yang baik akan terus berkarya tidak sekadar mengejar popularitas tetapi demi kemajuan bangsanya. Dengan demikian maka akan sangat mudah bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang berperadaban.

Maka dari itu budayakanlah dan tanamkan budaya menulis didalam jiwa, dimulai dari yang sederhana. Dan akan berlanjut ke tulisan yang lebih panjang dan bermutu, sehingga dapat menurunkan warisan yang berharga berupa gagasan yang brilian dan ilmu yang bermanfaat bagi orang banyak serta dapat mendokumentasikan sejarahnya sendiri.

Senin, 12 Oktober 2015

PENDIDIKAN DIBANGSAKU

kemajuan suatu bangsa ditandai dengan kualitas sumber daya manusianya (SDM), bangsa yang telah melaju pesat disegala bidang adalah bangsa yang menfokuskan diri dibidang sektor Pendidikannya, itu bisa kita liat dari bangsa atau negara-negara maju dibelahan dunia ini. sedangkan dibangsaku tidak dapat kulihat seperti di Negara-negara lain pada umumnya.

Ternyata dibangsaku indeks Kualitas Sumber Daya Manusianya belum mencapai standarnya, Pendidikan hanya di gunakan sebagai alat untuk merubah Nasib hidup bukan untuk memanusiakan Manusia serta mengeluarkan manusia dari Kebodohan dllnya, pendidikan dibangsaku yang dinamai Sekolah serta  Perguruan Tinggi Negeri ternyata mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas di bangsaku, masyarakat pada umumnya menganggap bahwa Sekolah/Perguruan Tinggi adalah wadah untuk mencari ilmu, namun apa bila kita mengkaji lebih dalam ternyata tujuannya cuman ingin mendapatkan Ijasah kelulusan untuk mendapatkan suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan ini dapat merubah nasib dari Standar Ke level atas, jadi dapat kita simpulkan bahwa Sekolah/Perguruan Tinggi Negeri hanya menjadi "Pabrik" dan Murid/Mahasiswa menjadi "Buruh"

Pendidikan yang di atur dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa Tujuan Pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, tidak mendapatkan tempatnya di Sekolah/Perguruan Tinggi Negeri, Sarana pendidikan yang saat ini dapat kita jumpai sebagai Sarana Proyek Komersialisasi dan upaya Industrinisasi, efeknya Guru/dosen hanya mengajar sebagai Formalitas saja dengan pemuatan-pemuatan materi pembelajaran yang ada, Sedangkan Murid/Mahasiswa hanya study oriented, menjadi Individualistik tanpa mau mengurusi permasalahan Umat.

Menoleh dari beberapa Kejadian yang disebabkan Rusaknya sistem pendidikan kita adalah Tawuran antar Pelajar, Korupsi dimana-mana, mengerasnya Budaya Konsumtif yang serba instan dan praktis, terjadinya Kekerasan dalam Rumah Tangga, terjadinya Pemukulan oleh seorang Guru kepada muridnya dll. yaa seperti itulah contoh-contoh yang terjadi akibat Sistem Pendidikan Dibangsaku. Kata orang banyak, Orang yang berpendidikan adalah orang yang Bersekolah, Sedangkan orang yang tidak bersekolah adalah orang yang tidak berpendidikan. namun ternyata malah orang-orang yang menemukan sesuatu seperti bola lampu dllnya adalah orang-orang yang tidak pernah merasakan dunia Pendidikan (Sekolah/Perguruan Tinggi Negeri) jadi apakah Mungkin dikatakan Sekolah dan Perguruan Tingi sebagai Wadah Mencari Ilmu ?

Salah satu merosotnya Sektor Ekonomi dibangsaku merupakan Pengaruh dari Dunia pendidikan di bangsaku, Manusi-Manusia yang Bersekolah mulai dari Sekolah Dasar hingga Keperguruan Tinggi Negeri di Doktrinisasi menjadi Manusia yang Konsumtif, sehingga membuat manusia-manusia dibangsaku merasa agak Gengsi memakai Produk-produk dalam negeri kebanding Produk-produk Luar negeri, yang membuat Menguatnya Impor dan melemahnya Ekspor di bangsaku.

Dibidang Sosial, dunia pendidikan yang carut-marut ini bisa kita liat juga pengaruhnya dibidang sosial seperti contohnya terjadinya pemisahan derajat seseorang antara Si kaya dan Si miskin ditengah-tengah masyarakat, manusia yang dikatakan sebagai golongan Kaya akan membanggakan dirinya sebagai manusa yang diprioritaskan dalam dunia pendidikan, sedangkan si miskin hanya numpang sehingga terjadinya Dehumanisasi di dunia pendidikan.

Mengutip Kata dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Anis Baswedan), Seorang pelajar jangan dilihat hanya sebagai Pelajar, namun mereka harus dilihat sebagai generasi Bangsa yang akan melanjutkan Pembangunan bangsa kedepannya, Seperti salah satu Bapak Pendidikan Modern yang dimiliki Bangsa ini yaitu Ki Hajar Dewantara yang telah mendirikan Taman Siswa pada Tahun 1992 yang sesuai dengan Metode pembelajarannya yaitu "Ing Ngarsa Sung Tulada", "Ing Madya Mangun Karsa" Serta "Tut Wuri Handayani" menawarkan Konsep pendidikan yang berfokus kepada Pendidikan yang berkarakter, Konsep itu kita kenal adalah Konsep Pancawardhana yaitu (Daya Cipta, Karsa, Karya, Rasa dan Moral).

Selain Konsep Taman Siswa yang didirikan Oleh Ki Hajar Dewantara, terdapat pula Lembaga Pendidikan yang mewarisi sistem-sistem pendidikan masyarakat kuno nusantara yaitu Pesantren. pesantren yang tidak pernah dijajah oleh Bangsa Penjajah pada saat itu bahkan pesantren melakukan Peralawan Terhadap bangsa penjajah setelah runtuhnya Kerajaan-kerajaan Nusntara tidak mendapatkan Perhatian Khusus Oleh pemerintah. Pesantren dianggap bukan Suatu Wadah Persekolahan, namun Kenyataanya Malah lulusan Pesantrenlah yang banyak Membangun Bangsa ini serta Setia Mempertahankan Budaya yang dimiliki Bangsa ini sebagai Warisan Masyarakat Nusantara Kuno yang perlu di Lestarikan Terus Menerus. seperti contoh alumni-alumni Pesantren yang telah melahirkan Beberapa Tokoh Nasional adalah KH.Hasyim Asy'ari, KH.Wahab Chasbullah, serta KH.Wahid Hasyim yang menjadi Salah Satu Perumus ideologi bangsa (PANCASILA).

Disadari atau tidak, bahwa memang Pendidikan Kita Berjalan Ditempat, atau tidak berubah sama sekalipun dengan sistem pendidikan di jaman Kolonial, Kurikulum yang sering berubah-ubah sesuai dengan Keinginan suatu kelompok menyebabkan dunia Pendidikan Menjadi Gamang dan tidak jelas arahnya. Di saat Seperti ini Pemerintah Seharusnya Memfokuskan serta Merekonstruksi dunia pendidikan, Sehingga Pendidikan di Bangsa ini Sesuai dengan Amanat UUD 1945 yaitu "Mencerdaskan Segala Bangsa" serta cita-cita Leluhur yang menghasilkan Manusia-manusia Berakhlak mulia, Berketerampilan, Berwawasan  Yang luas, berkarakter serta dapat menciptakan Indusitri-industri yang dapat membangun bangsa ini kearah yang lebih maju dan Baik.

Rabu, 07 Oktober 2015

BERFISIP : ANTARA CINTA DAN KEKUASAAN

banyak orang yang mengatakan bahwa mereka sangat mencintai, para pencinta mengakatakan bahwa mereka mencintai kekasihnya, Mahasiswa fisip mengatakan Saya Mencintai Fakultas Saya Beserta Lembaganya, sang guru/Dosen mengatakan mencintai Murid/Mahasiswanya, dan Negara pula mengatakan mencintai rakyatnya. namun tragisnya, para mereka yang mengatakan bahwa mereka mencintai tidak terlalu paham tentang arti cinta dan mencintai itu sendiri, cinta memanglah agak sulit di artikan karena cinta merupakan olahan Perasaan Subjekvitas dari Seseorang, berbagai ahli-ahli telah mengeluarkan Teori Cinta itu sendiri yang membuat kita semakin bingung, maka tidak heran jika kemudian seseorang menafsirkan sendiri tentang cinta dan mencintai, sehingga ia tidak terkungkung dalam definisi cinta dan mencintai yang dibuat oleh para Ahli.

Cinta yang bisa digambarkan oleh Penulis yaitu adalah pancaran Persahabatan, perdamaian, keakraban, Keindahan dan peduli kepada sesama. dari pengertian yang sederhana itu, cinta bisa kita artikan sebagai kerangka peradaban yang manusiawi, yang menjadi pertanyaan besarnya adalah Apakah Cinta yang agung dan tulus telah menjelma dalam Kehidupan sehari-hari, khususnya mencintai Lembaga ? Jawabannya Belum. karena cinta Lembaga masih disusupi dengan naluri kepemilikan dan Penguasaan Pribadi dan itu sudah di anggap wajar-wajar saja dan dapat diterima dengan begitu saja.

Contonya dapat kita lihat dari Beberapa kejadian yang telah terjadi ditubuh Fisip unanda, para bapak-bapak dan ibu-ibu banyak membatasi gerak kreavitas anaknya dengan berbagai alasan, mereka lebih memilih menyeragamkan pemikiran serta kreativitas anak-anaknya yang sudah tentu dapat kita lihat bahwa setiap anak memilihki pemikiran lain dalam membangun Lembaganya (yang tidak ikut sama orang tua akan dikesampingkan dan tidak diperhitungkan dalam Keluarga), contoh lainya juga dapat kita liat dari sang kakak yang melakukan hal sama seperti orang tuanya kepada Adik-adiknya bahkan untuk memuaskan hasrat cintanya kepada adiknya ia tega melakukan perbuatan yang kurang manusiawi. ketakutan dari orang tua beserta kakak-kakak adalah kehilangan Power dihadapan sang adik-adik, karna sang adik-adik memiliki keberanian dalam mengkritik mereka.

Kejadian seperti diatas bisa kita katakan sebagai kurang pahamnya kita dalam mengenal kata cinta dan mencintai, ternyata selama ini kita mencintai bukan karena cinta lembaga dan Adik-adik namun lebih kearah mencintai diri sendiri. cinta yang selama ini kita lakukan dalam lembaga sering dibalut dengan Hasrat Kekuasaan dan pengaturan (syarat) yang menciderai prisip cinta itu sendiri yaitu Penuh kasih sayang dan kedamaian. cinta bukan lagi sebuah pengorbanan namun menjadi Tuntutan, kalau tuntutan tersebut tidak dijalankan maka yang terjadi adalah sebuah kekerasan.

Jadi kalau cinta diartikan sebagai pancaran Persahabatan, keindahan yang penuh kasih sayang dan damai maka yang harus terjadi dalam proses kelembagaan adalah kondisi dan suasana kondusif, tentram dalam tubuh Fisip itu sendiri sehingga hubungan Silaturahim antar Bapak-ibu-kakak-dan adik bisa berjalan dengan baik .

TINJU OLAHRAGA POPULER FISIP

Tulisan ini hadir atas refleksi perkelahian antar angkatan FISIP 2 hari yang lalu (06/oktober/2015)
Bagi banyak orang, sepakbola dianggap sebagai olahraga rakyat. Coba saja disurvei, pasti mayoritas masyarakat Indonesia akan mengatakan demikian. Mengapa? Kemungkinan besar karena cuci otak lewat berbagai siaran langsung di televisi. Mungkin satu-satunya kata yang menyaingi keterkenalan Raffi Ahmad adalah sepakbola. Namun belakangan ini, selera sepak bola nasional mengalami penurunan drastis. Tak salah lagi, pemicunya adalah ketidak becusan PSSI dalam mengelola persepak bolaan Tanah Air, di tambah lagi konflik PSSI dengan Kemenpora semakin meruncing dan belum menemui titik temu. Bahkan FIFA selaku lembaga/organisasi yang menaungi sepak bola dunia belum mengambil sikap yang tegas terkait persepak bolaan Tanah Air, bahkan FIFA pun juga terserang Patologi Korupsi (untung di Indonesia tidak Begitu)

Jadi, jelas, sepakbola yang penuh kerja bersama dan koordinasi tidak akan mampu diterapkan di FISIP karena urusan koordinasi. Tidak nyambung, ya? Silakan disambung-sambungkan sendiri. Yang jelas para kaum lelaki mulai agak malas-malasan dengan olahraga yang satu ini. Padahal olahraga ini mampu meredam segala bentuk ekstriminitas yang kerap merasuki gejolak kaum muda. Atau dalam syair bang Rhoma di Gambarkan cukup gamblang melalui lagu Darah Muda. Darah Muda//Darahnya para remaja//Yang selalu merasa Gagah//Tak pernah mau mengalah//(silakan dilannjutkanlah sendiri).
Baik kita tinggalkan Sepak Bola dan Dangdut itu. Meski keduanya adalah media komunikasi paling pas mencairkan suasana serta ketegangan lintas entnis, angkatan, usia, bahkan agama. Family Gathering, yang belum sebulan lalu kita laksanakan sepertinya tak punya effeck dalam meretas kebusukan yang ada di tubuh FISIP. Kegiatan itu seolah menjadi gaya-gayaan. Bahkan konsensus yang telah disepakati bersama di lantai 2 kampus UNANDA serta RAPAT AKHIR PANITIA FAMILY GATHERING terciderai orang-orang telah menyepakatinya.
Ini lebih parah, lebih hina, lebih jorok, lebih busuk, bahkan lebih menjijikkan dari para rombongan kucing, atau tikus yang banyak mengais rezeki di malam hari di tempat sampah. Setahu penulis para rombongan diatas tak pernah menjilat kembali muntahan mereka. Tetapi kita yang mengklaim diri sebagai mahluk paling mulia dengan berkah akal fikiran dari sang pencipta justru menjilati muntahan kita sendiri. Bagi saya, olahraga yang paling pas untuk meningkatkan prestasi dan mengharumkan nama FISIP di kampus adalah TINJU. Olahraga yang kerap dikecam karena sarat kekerasan, bahkan bisa berujung kematian itulah yang paling pas untuk FISIP ini. Saya berikan alasan mengapa tinju tepat untuk FISIP.
 
Budaya gerombolan atau tawuran, rasanya makin marak. Dimeriahkan oleh televisi dan Youtube, dan bahkan telah merambah dunia pendidikan. Ironisnya, yang terlibat malah bangga karena terkenal. Budaya menindas orang lain karena jumlah massa, punya kuasa, solidaritas buta dan sebagainya, membuatnya menjadi marak. Budaya seperti ini harus dikembangkan, bahkan disebarvdi pelosok negeri. Karena kegiatan ini dasarnya adalah tinju, dengan prinsip dasar bahwa walau sendiri kita harus tetap berani. Dengan berlatih tinju sejak dini, anak-anak dilatih menjadi ksatria di dalam dan di luar ring. Memiliki ‘pegangan’ bela diri individual untuk kesehatan, melindungi orang lain, dan jiwa berkompetisi. Selain itu, mereka akan diberi pengertian, bahwa aturan kekerasan adalah aturan yang lebih mulia dari hukum rimba. Anjriiiittt, miriplah kalian sama artis peran utama di sinetron Ganteng-Ganteng Seringgila atau Serigala Terakhir bahkan ingin menyaingi aksi di film Crow Zero.
Tinju adalah olahraga individual yang sangat sarat pencapaian diri sendiri. Meski demikian, kegiatan ini dapat pula di lakukan secara berjamah di luar ring karena syarat latihan keras. Dan tentu sangat jauh dari cap JONES (Jomblo Ngenes) yang selalu sendiri.

Mungkin benarlah pepatah yang mengatakan bahwa malas membaca lebih baik menjadi petinju. Karena mengasah otak dengan membaca akan membuat kerja otak menjadi lebih berat, dan berdampak pada anjoknya harga jual otak di pasaran organ karena kelelahan atau masa kerja telah mengalami pelemahan. Terakhir, Siapa tahu dengan latihan tinju nasib mereka dan juga nasib FISIP bahkan negeri ini dapat berubah. Mari bertinju dan buktikan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu.