Rabu, 07 Oktober 2015

BERFISIP : ANTARA CINTA DAN KEKUASAAN

banyak orang yang mengatakan bahwa mereka sangat mencintai, para pencinta mengakatakan bahwa mereka mencintai kekasihnya, Mahasiswa fisip mengatakan Saya Mencintai Fakultas Saya Beserta Lembaganya, sang guru/Dosen mengatakan mencintai Murid/Mahasiswanya, dan Negara pula mengatakan mencintai rakyatnya. namun tragisnya, para mereka yang mengatakan bahwa mereka mencintai tidak terlalu paham tentang arti cinta dan mencintai itu sendiri, cinta memanglah agak sulit di artikan karena cinta merupakan olahan Perasaan Subjekvitas dari Seseorang, berbagai ahli-ahli telah mengeluarkan Teori Cinta itu sendiri yang membuat kita semakin bingung, maka tidak heran jika kemudian seseorang menafsirkan sendiri tentang cinta dan mencintai, sehingga ia tidak terkungkung dalam definisi cinta dan mencintai yang dibuat oleh para Ahli.

Cinta yang bisa digambarkan oleh Penulis yaitu adalah pancaran Persahabatan, perdamaian, keakraban, Keindahan dan peduli kepada sesama. dari pengertian yang sederhana itu, cinta bisa kita artikan sebagai kerangka peradaban yang manusiawi, yang menjadi pertanyaan besarnya adalah Apakah Cinta yang agung dan tulus telah menjelma dalam Kehidupan sehari-hari, khususnya mencintai Lembaga ? Jawabannya Belum. karena cinta Lembaga masih disusupi dengan naluri kepemilikan dan Penguasaan Pribadi dan itu sudah di anggap wajar-wajar saja dan dapat diterima dengan begitu saja.

Contonya dapat kita lihat dari Beberapa kejadian yang telah terjadi ditubuh Fisip unanda, para bapak-bapak dan ibu-ibu banyak membatasi gerak kreavitas anaknya dengan berbagai alasan, mereka lebih memilih menyeragamkan pemikiran serta kreativitas anak-anaknya yang sudah tentu dapat kita lihat bahwa setiap anak memilihki pemikiran lain dalam membangun Lembaganya (yang tidak ikut sama orang tua akan dikesampingkan dan tidak diperhitungkan dalam Keluarga), contoh lainya juga dapat kita liat dari sang kakak yang melakukan hal sama seperti orang tuanya kepada Adik-adiknya bahkan untuk memuaskan hasrat cintanya kepada adiknya ia tega melakukan perbuatan yang kurang manusiawi. ketakutan dari orang tua beserta kakak-kakak adalah kehilangan Power dihadapan sang adik-adik, karna sang adik-adik memiliki keberanian dalam mengkritik mereka.

Kejadian seperti diatas bisa kita katakan sebagai kurang pahamnya kita dalam mengenal kata cinta dan mencintai, ternyata selama ini kita mencintai bukan karena cinta lembaga dan Adik-adik namun lebih kearah mencintai diri sendiri. cinta yang selama ini kita lakukan dalam lembaga sering dibalut dengan Hasrat Kekuasaan dan pengaturan (syarat) yang menciderai prisip cinta itu sendiri yaitu Penuh kasih sayang dan kedamaian. cinta bukan lagi sebuah pengorbanan namun menjadi Tuntutan, kalau tuntutan tersebut tidak dijalankan maka yang terjadi adalah sebuah kekerasan.

Jadi kalau cinta diartikan sebagai pancaran Persahabatan, keindahan yang penuh kasih sayang dan damai maka yang harus terjadi dalam proses kelembagaan adalah kondisi dan suasana kondusif, tentram dalam tubuh Fisip itu sendiri sehingga hubungan Silaturahim antar Bapak-ibu-kakak-dan adik bisa berjalan dengan baik .

0 komentar:

Posting Komentar