GENERASI MUDA : BUDAYA MENULIS
Oleh : Masyudi Martani Padang
“Dengan menulis aku ada,dengan menulis aku hidup, dengan menulis aku dibaca…”. (KH.Zainal Arifin Thoha)
Sudah banyak tulisan tentang mengenai budaya Menulis serta banyak pula
pemikiran-pemikiran tentang melahirkan generasi yang "Gemar menulis".
Hingga sampai kepada Kesimpulan bahwa menulis akan mempengaruhi Budaya
serta memajukan Peradaban.Sebut saja beberapa penulis dalam
negeri yang mempengaruhi budaya serta memajukan bangsa seperti :
Pramodya ananta Toer, Hamka, Karitini, agus sunyoto, Emha Ainun Nadjib,
Sudjiwo tejo dan masih banyak yang lainnya. Usaha-usaha perseorangan pun
juga sering dilakukan seperti di Blog, Web, PanPage,serta di media
Sosial yang lainnya yang telah dijadikan sebuah Buku Bacaan. Selain itu,
usaha Me-literasi tulisan dalam buku keroyokan pun telah dilakukan.
Apalagi di jaman yang modern Perkembangan Teknologi dan informasi
sangat cepat perkembangannya, akses untuk mencari sumber-Sumber bacaan
bisa didapatkan di berbagai media-media (Khususnya Media Sosial dllnya),
dan jangan lupa juga sering-Sering membuka Panpage "Suladwiva".
buku-buku saat ini bisa juga di Download di E-Book walaupun agak
terbatas namun bisa menjadikan sumber bacaan bagi penulis, selain
menggunakan Beberapa pendekatan dan Analisis untuk Menulis.
Bagi
kebanyakan orang menulis adalah sesuatu hal yang indah karena bisa
Ber-Ekspresi dalam tulisannya serta bisa membuat Semacam karya Tulis,
memang menulis memiliki Nilai Kesenian yang tinggi, dan sebagian orang
lagi mengatakan agak susah menulis karena ia tidak tauh memulai dari
mana dan pembahasannya apa (Judul Tulisan). Jawaban dari ciri orang yang
kedua adalah mulailah menulis dengan hal-hal kecil seperti
masalah-masalah pribadi ataupun kejadian-kejadian yang terjadi didalam
kehidupan pribadi. Karena perlu di sadari bahwa budaya menulis kita
semakin kurang, apalagi membandingkan dengan Negara-negara Se-level
asia.
Saat seorang menulis maka di saat itu pula dia mampu
memvisualisasikan ide-ide cemerlang yang tersimpan dalam dirinya. Namun
ketika aktivitas ini tidak menjadi bagian hidupnya yang terjadi adalah
terbuangnya ide-ide cemerlang yang dimiliki. Padahal ide itu sangat
mahal harganya. Kita tidak tahu kapan ide muncul dan terkadang dengan
mudah terlupakan. Cara yang paling dahsyat untuk mengingat dan
mengarsipkannya adalah dengan menuliskannya. Sedikit yang dituliskan
bukanlah menjadi masalah. Yang terpenting adalah ide dan proses
membudayakan Budaya Menulis itu bisa terwujudkan dalam suatu karya yang
bermutu tinggi.
Khususnya para generasi Muda yang masih bergelut
di dunia Pendidikan. Masa muda adalah waktu yang tepat untuk menggali
potensi yang dimiliki. Kalau bersedia meluangkan waktunya untuk menggali
potensinya maka yakinlah bahwa ia mampu menjadi penulis yang baik.
Apalagi ketika generasi Muda sebagai insan yang akademis kegiatan
menulis harusnya dilakukan secara rutin dan terus berlatih sehingga
saraf menulisnya dapat lentur. Harusnya hal ini dibareni dengan membaca,
sebab membaca adalah kunci untuk menulis. Membaca bukan hanya sekedar
mendapat asupan informasi saja, tapi juga untuk memperoleh ketajaman
analisis dan berpikir terhadap suatu masalah dari berbagai sudut
pandang. Dan juga dapat mengembangkan kosa kata dalam gaya penulisan
demi berkualitasnya tulisan yang dihasilkan. Penulis yang baik akan
terus berkarya tidak sekadar mengejar popularitas tetapi demi kemajuan
bangsanya. Dengan demikian maka akan sangat mudah bagi Indonesia untuk
menjadi bangsa yang berperadaban.
Maka dari itu budayakanlah dan
tanamkan budaya menulis didalam jiwa, dimulai dari yang sederhana. Dan
akan berlanjut ke tulisan yang lebih panjang dan bermutu, sehingga dapat
menurunkan warisan yang berharga berupa gagasan yang brilian dan ilmu
yang bermanfaat bagi orang banyak serta dapat mendokumentasikan
sejarahnya sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar