Kamis, 12 November 2015

GENERASI MUDA : BUDAYA MENULIS


GENERASI MUDA : BUDAYA MENULIS
Oleh : Masyudi Martani Padang
“Dengan menulis aku ada,dengan menulis aku hidup, dengan menulis aku dibaca…”. (KH.Zainal Arifin Thoha)


Sudah banyak tulisan tentang mengenai budaya Menulis serta banyak pula pemikiran-pemikiran tentang melahirkan generasi yang "Gemar menulis". Hingga sampai kepada Kesimpulan bahwa menulis akan mempengaruhi Budaya serta memajukan Peradaban.Sebut saja beberapa penulis dalam negeri yang mempengaruhi budaya serta memajukan bangsa seperti : Pramodya ananta Toer, Hamka, Karitini, agus sunyoto, Emha Ainun Nadjib, Sudjiwo tejo dan masih banyak yang lainnya. Usaha-usaha perseorangan pun juga sering dilakukan seperti di Blog, Web, PanPage,serta di media Sosial yang lainnya yang telah dijadikan sebuah Buku Bacaan. Selain itu, usaha Me-literasi tulisan dalam buku keroyokan pun telah dilakukan.

Apalagi di jaman yang modern Perkembangan Teknologi dan informasi sangat cepat perkembangannya, akses untuk mencari sumber-Sumber bacaan bisa didapatkan di berbagai media-media (Khususnya Media Sosial dllnya), dan jangan lupa juga sering-Sering membuka Panpage "Suladwiva". buku-buku saat ini bisa juga di Download di E-Book walaupun agak terbatas namun bisa menjadikan sumber bacaan bagi penulis, selain menggunakan Beberapa pendekatan dan Analisis untuk Menulis.

Bagi kebanyakan orang menulis adalah sesuatu hal yang indah karena bisa Ber-Ekspresi dalam tulisannya serta bisa membuat Semacam karya Tulis, memang menulis memiliki Nilai Kesenian yang tinggi, dan sebagian orang lagi mengatakan agak susah menulis karena ia tidak tauh memulai dari mana dan pembahasannya apa (Judul Tulisan). Jawaban dari ciri orang yang kedua adalah mulailah menulis dengan hal-hal kecil seperti masalah-masalah pribadi ataupun kejadian-kejadian yang terjadi didalam kehidupan pribadi. Karena perlu di sadari bahwa budaya menulis kita semakin kurang, apalagi membandingkan dengan Negara-negara Se-level asia.

Saat seorang menulis maka di saat itu pula dia mampu memvisualisasikan ide-ide cemerlang yang tersimpan dalam dirinya. Namun ketika aktivitas ini tidak menjadi bagian hidupnya yang terjadi adalah terbuangnya ide-ide cemerlang yang dimiliki. Padahal ide itu sangat mahal harganya. Kita tidak tahu kapan ide muncul dan terkadang dengan mudah terlupakan. Cara yang paling dahsyat untuk mengingat dan mengarsipkannya adalah dengan menuliskannya. Sedikit yang dituliskan bukanlah menjadi masalah. Yang terpenting adalah ide dan proses membudayakan Budaya Menulis itu bisa terwujudkan dalam suatu karya yang bermutu tinggi.

Khususnya para generasi Muda yang masih bergelut di dunia Pendidikan. Masa muda adalah waktu yang tepat untuk menggali potensi yang dimiliki. Kalau bersedia meluangkan waktunya untuk menggali potensinya maka yakinlah bahwa ia mampu menjadi penulis yang baik. Apalagi ketika generasi Muda sebagai insan yang akademis kegiatan menulis harusnya dilakukan secara rutin dan terus berlatih sehingga saraf menulisnya dapat lentur. Harusnya hal ini dibareni dengan membaca, sebab membaca adalah kunci untuk menulis. Membaca bukan hanya sekedar mendapat asupan informasi saja, tapi juga untuk memperoleh ketajaman analisis dan berpikir terhadap suatu masalah dari berbagai sudut pandang. Dan juga dapat mengembangkan kosa kata dalam gaya penulisan demi berkualitasnya tulisan yang dihasilkan. Penulis yang baik akan terus berkarya tidak sekadar mengejar popularitas tetapi demi kemajuan bangsanya. Dengan demikian maka akan sangat mudah bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang berperadaban.

Maka dari itu budayakanlah dan tanamkan budaya menulis didalam jiwa, dimulai dari yang sederhana. Dan akan berlanjut ke tulisan yang lebih panjang dan bermutu, sehingga dapat menurunkan warisan yang berharga berupa gagasan yang brilian dan ilmu yang bermanfaat bagi orang banyak serta dapat mendokumentasikan sejarahnya sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar