MERENUNGI DIRI DAN BANGSANYA
Oleh : Iwal Sukarman
Pada hakekatnya manusia adalah khalifah di dunia ini, mau apapun jenis
kelaminnya, agamanya, sukunya dll. semua sudah di atur oleh sang maha
pencipta yang pada hari kemudian aturan itu akan berlaku. entah khalifah
dalam keluarga, kelompok, bahkan negara.
nah seperti realitas sosial yang terjadi sekarang, semua orang sudah jadi pemimpin di tempat atau eranya masing-masing yang begitu heterogen. domain setiap daerah tentu memilki aturan masing-masing dalam menjalani berkehidupan berbangsa dan bernegara.
mungkin para pembaca belum mendapatkan kaitan antara judul dengan isinya (hahaha). maaf saya ucapkan karna penulis hanya sekedar iseng dengan kenakalan jari-jari yang menekan tombol-tombol huruf yang ada di papan tombol serta di sisipi sedikit pemikiran yang kurang formal dengan rasionalitas(hehehe).
baiklah kini kita masuk pada tataran pembahasan merenungi diri dan bangsa. merenungi diri dalam hal yang di maksud penulis bahwa, bagaimna rasionalitas, langkah, serta implementasi dalam nasib bangsa yang sekarang berada di zaman era reformasi yang kita ketahui bersama belum mengarah kepada kesejahteraan bangsa.
sejak runtuhnya orde lama dan di gantikan dengan Orde baru, sampai dgn Era Reformasi sekarang ini, belum ada juga titik temu antara kesejahteraan masyarakat dan kemajuan negara. ini di akibatkan oleh bobroknya para khalifah(pemimpin) negara kita.
Pada zaman orde baru misalnya, banyak tokoh-tokoh atau pahlawan nasiolanal yang di bunuh, di sembunyikan dan sebagainya, seperti Tan yang kisah hidupnya klandestin, itu semua efek dari pemimpin-pemimpin terdahulu.
sebagai generasi muda yang di mandatkan oleh pendahulu-pendahulu kita sebelumnya, perlu adanya gerakan-gerakan reaksioner transformatif untuk perubahan tatanan kesejahteraan masyarakat, maka dari itu saya mengajak pembaca, pemuda(meskipun sudah tak muda lagi), dan tokoh-tokoh pergerakan yang masih ada sampai hari ini untuk ikut merenungi diri(evaluasi) sampai dimana perjuangan dan realisasi ilmu kita terhadap perubahan bangsa.
nah seperti realitas sosial yang terjadi sekarang, semua orang sudah jadi pemimpin di tempat atau eranya masing-masing yang begitu heterogen. domain setiap daerah tentu memilki aturan masing-masing dalam menjalani berkehidupan berbangsa dan bernegara.
mungkin para pembaca belum mendapatkan kaitan antara judul dengan isinya (hahaha). maaf saya ucapkan karna penulis hanya sekedar iseng dengan kenakalan jari-jari yang menekan tombol-tombol huruf yang ada di papan tombol serta di sisipi sedikit pemikiran yang kurang formal dengan rasionalitas(hehehe).
baiklah kini kita masuk pada tataran pembahasan merenungi diri dan bangsa. merenungi diri dalam hal yang di maksud penulis bahwa, bagaimna rasionalitas, langkah, serta implementasi dalam nasib bangsa yang sekarang berada di zaman era reformasi yang kita ketahui bersama belum mengarah kepada kesejahteraan bangsa.
sejak runtuhnya orde lama dan di gantikan dengan Orde baru, sampai dgn Era Reformasi sekarang ini, belum ada juga titik temu antara kesejahteraan masyarakat dan kemajuan negara. ini di akibatkan oleh bobroknya para khalifah(pemimpin) negara kita.
Pada zaman orde baru misalnya, banyak tokoh-tokoh atau pahlawan nasiolanal yang di bunuh, di sembunyikan dan sebagainya, seperti Tan yang kisah hidupnya klandestin, itu semua efek dari pemimpin-pemimpin terdahulu.
sebagai generasi muda yang di mandatkan oleh pendahulu-pendahulu kita sebelumnya, perlu adanya gerakan-gerakan reaksioner transformatif untuk perubahan tatanan kesejahteraan masyarakat, maka dari itu saya mengajak pembaca, pemuda(meskipun sudah tak muda lagi), dan tokoh-tokoh pergerakan yang masih ada sampai hari ini untuk ikut merenungi diri(evaluasi) sampai dimana perjuangan dan realisasi ilmu kita terhadap perubahan bangsa.