Beberapa hari lalu UNANDA melaksanakan OSPEK
penyambutan maba. FISIP tentulah kecipratan euforianya. Tapi justru di
saat seindah itu anda merasa tertimpa peristiwa yang bikin sakitnya tuh
di sini, juga di situ.
Ceritanya, silahkan di simak saja
dibeberapa tulisan saya yang mungkin tidak penting-penting amat, dan
telah terpublis di wall ini sejak milad ke-13 SEMA FISIP yang tanggal,
bulan, tahun dan sejarah yang melatar belakanginya telah tekoyak-koyak
oleh orang-orang yang seolah bertanggung jawab, serta pahlawan yang
menyerupai serigala berbulu domba.
Ini sungguh tak dapat
dibiarkan. Tentu saja saya, anda dan mungkin kita merasa malu diri, hina
diri, atau muak dengan hal-hal remeh temeh terkait soal itu. Masak
beliau almukarom ketua senat dan barisannya dalam hal ini SEMA FISIP
ingin di PSSI kan, ingin di Golkar kan, ingin di PPP kan. Cuma karena
persoalan hati yang membatu dan membuta oleh segelintir orang yang tak
faham roda Organisasi. Nah, bagaimana dengan tidak terlantiknya
pengurus kali ini..? Aih, aih, itu sih bukan soal penting. Percayalah,
mereka yang pernah mengurusi dan merasakan asam garam SEMA FISIP telah
khatam jilid 6 kalau cuma untuk perkara-perkara eksistensial duniawi
seremeh itu. Lagipula, ikhlas memang merupakan salah satu syarat rahasia
bagi para perintis, pendiri, penggerak, dan pengurus SEMA FISIP agar
sukses.
Menjadi pengurus SEMA FISIP memang wajib ikhlas. Saya
kira, itulah kiat rahasia yang utama. Buat anda yang ingin atau mau
sekali mengurusi dan merusak sekalian bangunan SEMA FISIP, saya
sarankan anda harus mulai mempelajari ilmu ikhlas yang rahasia ini. Mari
kita bahas satu demi satu. Siapkan saja buku catatan serta pena anda.
IKHLAS DI KATAI TIDAK ILMIAH & ASAL NGOMONG
Dunia kampus kita memang masih gagap dan belum siap dengan arus besar
perkembangan kelembagaan mahasiswa. Maka menjadi pengurus SENAT pun
wajib ikhlas dianggap tidak ilmiah dan juga asal ngomong. Masyarakat
FISIP sangat utuh memahami bahwa era Jokowi itu adalah era dimana harus
ikut apa kata mamah, era di mana semakin membutuhkan kedekatan antara
sianak patuh dan simamah yang terlalu banyak ikut campur. Padahal,
karakter interaktif sebuah gagasan dan cita rasa obrolan warung kopi
dalam merangkai kepengurusan SENAT periode sebelumnya saya kira kunci,
kenapa FISIP selalu memunculkan ide serta warna tersendiri dalam
berkegiatan.
IKHLAS MENERTAWAKAN DIRI SENDIRI
Ini memang
tantangan olah-spiritual tingkat tinggi. Anda yang pernah duduk di
positioning Ketua atau setidak-tidaknya menjadi pengurus senat. Tentu
anda terbiasa menertawakan orang lain. Mulai dari menertawakan Farhat
Abbas lah, Sutan Batoegana lah, Haji Lulung lah, Tere Liye lah, Jokowi
lah, Felix Siauw lah, atau menertawakan Ustadz Yusuf Mansur..! Bahkan
menertawakan MUI..! Menertawakan ulama..! Astaghfirullaaah…
Begitulah kalau belum makrifat, masih memandang tanpa terawangan batin.
Padahal yang terjadi sesungguhnya: orang seperti GUS DUR itu sedang
menertawakan dirinya sendiri. Simak saja joke-joke nya. Ketika dia satu
kali menertawakan bangasanya. Itulah tugas kekhalifahan seorang hamba
Allah bernama GUS DUR. Dan pada bidang itu, Gus Dur sudah sampai pada
titik pencapaian keikhlasan yang tak tertandingi. Silahkan berlatih
untuk mencapai maqom itu
IKHLAS DI CAMPAKKAN
Menurut
sahibulhikayat, medan persaingan atau pergunjingan untuk SENAT FISIP
belakangan ini luar biasa panas. Konon perharinya rata-rata hingga 10-an
cerita yang masuk di telinga penulis. Tak ayal, jika Mrs. Glasess
tumbuh menjadi wanita sadiz berdarah dingin. Saya, anda, dan kita
sendiri berkali-kali menjadi korbannya yang paling mengenaskan. Banyak
tawaran solusi, ide, serta gagasan yang dicampakkan begitu saja. Padahal
semua wanita di dunia ini tahu, bagaimana rasanya dicampakkan.
Sebenarnya masih mending sih kalau cuma dicampakkan. Tetapi jika yang
terjadi nggak dianggep sama sekali. Dicuekin. Diterima enggak, ditolak
pun enggak. Tanpa kabar berita. Nah, kalian sendiri paham realitas batin
di lapangan: diabaikan itu seribu kali lebih periiiih ketimbang
ditolak. Silahkan tanya kakak Nuran Wibisono kalau nggak percaya…
Begitulah. Mari belajar ikhlas.
Tulisan ini Sudah Terbit di FORUM KOMUNIKASI ALMUNI DAN WARGA FISIP UNANDA yang ada di FACEBOOK Berapa hari yang lalu.
Mantap kanda...
BalasHapus