kemajuan suatu bangsa ditandai dengan kualitas sumber daya manusianya (SDM), bangsa yang telah melaju pesat disegala bidang adalah bangsa yang menfokuskan diri dibidang sektor Pendidikannya, itu bisa kita liat dari bangsa atau negara-negara maju dibelahan dunia ini. sedangkan dibangsaku tidak dapat kulihat seperti di Negara-negara lain pada umumnya.
Ternyata dibangsaku indeks Kualitas Sumber Daya Manusianya belum mencapai standarnya, Pendidikan hanya di gunakan sebagai alat untuk merubah Nasib hidup bukan untuk memanusiakan Manusia serta mengeluarkan manusia dari Kebodohan dllnya, pendidikan dibangsaku yang dinamai Sekolah serta Perguruan Tinggi Negeri ternyata mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas di bangsaku, masyarakat pada umumnya menganggap bahwa Sekolah/Perguruan Tinggi adalah wadah untuk mencari ilmu, namun apa bila kita mengkaji lebih dalam ternyata tujuannya cuman ingin mendapatkan Ijasah kelulusan untuk mendapatkan suatu pekerjaan, sehingga pekerjaan ini dapat merubah nasib dari Standar Ke level atas, jadi dapat kita simpulkan bahwa Sekolah/Perguruan Tinggi Negeri hanya menjadi "Pabrik" dan Murid/Mahasiswa menjadi "Buruh"
Pendidikan yang di atur dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa Tujuan Pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab, tidak mendapatkan tempatnya di Sekolah/Perguruan Tinggi Negeri, Sarana pendidikan yang saat ini dapat kita jumpai sebagai Sarana Proyek Komersialisasi dan upaya Industrinisasi, efeknya Guru/dosen hanya mengajar sebagai Formalitas saja dengan pemuatan-pemuatan materi pembelajaran yang ada, Sedangkan Murid/Mahasiswa hanya study oriented, menjadi Individualistik tanpa mau mengurusi permasalahan Umat.
Menoleh dari beberapa Kejadian yang disebabkan Rusaknya sistem pendidikan kita adalah Tawuran antar Pelajar, Korupsi dimana-mana, mengerasnya Budaya Konsumtif yang serba instan dan praktis, terjadinya Kekerasan dalam Rumah Tangga, terjadinya Pemukulan oleh seorang Guru kepada muridnya dll. yaa seperti itulah contoh-contoh yang terjadi akibat Sistem Pendidikan Dibangsaku. Kata orang banyak, Orang yang berpendidikan adalah orang yang Bersekolah, Sedangkan orang yang tidak bersekolah adalah orang yang tidak berpendidikan. namun ternyata malah orang-orang yang menemukan sesuatu seperti bola lampu dllnya adalah orang-orang yang tidak pernah merasakan dunia Pendidikan (Sekolah/Perguruan Tinggi Negeri) jadi apakah Mungkin dikatakan Sekolah dan Perguruan Tingi sebagai Wadah Mencari Ilmu ?
Salah satu merosotnya Sektor Ekonomi dibangsaku merupakan Pengaruh dari Dunia pendidikan di bangsaku, Manusi-Manusia yang Bersekolah mulai dari Sekolah Dasar hingga Keperguruan Tinggi Negeri di Doktrinisasi menjadi Manusia yang Konsumtif, sehingga membuat manusia-manusia dibangsaku merasa agak Gengsi memakai Produk-produk dalam negeri kebanding Produk-produk Luar negeri, yang membuat Menguatnya Impor dan melemahnya Ekspor di bangsaku.
Dibidang Sosial, dunia pendidikan yang carut-marut ini bisa kita liat juga pengaruhnya dibidang sosial seperti contohnya terjadinya pemisahan derajat seseorang antara Si kaya dan Si miskin ditengah-tengah masyarakat, manusia yang dikatakan sebagai golongan Kaya akan membanggakan dirinya sebagai manusa yang diprioritaskan dalam dunia pendidikan, sedangkan si miskin hanya numpang sehingga terjadinya Dehumanisasi di dunia pendidikan.
Mengutip Kata dari Mentri Pendidikan dan Kebudayaan (Anis Baswedan), Seorang pelajar jangan dilihat hanya sebagai Pelajar, namun mereka harus dilihat sebagai generasi Bangsa yang akan melanjutkan Pembangunan bangsa kedepannya, Seperti salah satu Bapak Pendidikan Modern yang dimiliki Bangsa ini yaitu Ki Hajar Dewantara yang telah mendirikan Taman Siswa pada Tahun 1992 yang sesuai dengan Metode pembelajarannya yaitu "Ing Ngarsa Sung Tulada", "Ing Madya Mangun Karsa" Serta "Tut Wuri Handayani" menawarkan Konsep pendidikan yang berfokus kepada Pendidikan yang berkarakter, Konsep itu kita kenal adalah Konsep Pancawardhana yaitu (Daya Cipta, Karsa, Karya, Rasa dan Moral).
Selain Konsep Taman Siswa yang didirikan Oleh Ki Hajar Dewantara, terdapat pula Lembaga Pendidikan yang mewarisi sistem-sistem pendidikan masyarakat kuno nusantara yaitu Pesantren. pesantren yang tidak pernah dijajah oleh Bangsa Penjajah pada saat itu bahkan pesantren melakukan Peralawan Terhadap bangsa penjajah setelah runtuhnya Kerajaan-kerajaan Nusntara tidak mendapatkan Perhatian Khusus Oleh pemerintah. Pesantren dianggap bukan Suatu Wadah Persekolahan, namun Kenyataanya Malah lulusan Pesantrenlah yang banyak Membangun Bangsa ini serta Setia Mempertahankan Budaya yang dimiliki Bangsa ini sebagai Warisan Masyarakat Nusantara Kuno yang perlu di Lestarikan Terus Menerus. seperti contoh alumni-alumni Pesantren yang telah melahirkan Beberapa Tokoh Nasional adalah KH.Hasyim Asy'ari, KH.Wahab Chasbullah, serta KH.Wahid Hasyim yang menjadi Salah Satu Perumus ideologi bangsa (PANCASILA).
Disadari atau tidak, bahwa memang Pendidikan Kita Berjalan Ditempat, atau tidak berubah sama sekalipun dengan sistem pendidikan di jaman Kolonial, Kurikulum yang sering berubah-ubah sesuai dengan Keinginan suatu kelompok menyebabkan dunia Pendidikan Menjadi Gamang dan tidak jelas arahnya. Di saat Seperti ini Pemerintah Seharusnya Memfokuskan serta Merekonstruksi dunia pendidikan, Sehingga Pendidikan di Bangsa ini Sesuai dengan Amanat UUD 1945 yaitu "Mencerdaskan Segala Bangsa" serta cita-cita Leluhur yang menghasilkan Manusia-manusia Berakhlak mulia, Berketerampilan, Berwawasan Yang luas, berkarakter serta dapat menciptakan Indusitri-industri yang dapat membangun bangsa ini kearah yang lebih maju dan Baik.