Oleh : Aswar Saputra
Duduk menikmati akselerasi jaringan wifi yang di sediakan dirumah sahabat adalah ketenangan yang cukup nikmat, meskipun terdengar keributan yang melahap gendang telinga namun dapat di atasi oleh cerutu yang tidak lama lagi menjadi puntung.( jangan takut ngerokok) memang saat seperti inilah larangan merokok rasanya hanya sebuah hoax untuk melemahkan pendapatan negara.
Saat menyambungkan wifi yang di beri nama oleh pemiliknya (komitmen),maka anda akan merasa komitmen untuk duduk di tempat selama berjam-jam lamanya. Tapi saya yakin bukan itu maksud dari sang pemilik untuk pemberian nama tersebut, entah apa lagi yang di maksudkan oleh pemilik dari kata Komitmen itu??? Kalau boleh berpendapat komitmen yah,, kesiapan untuk mempertanggung jawabkan atas apa yang telah di rencanakan. Saya tidak harus membuka KBBI atau Browsing Mbah GOOGLE namanya juga berpendapat, asal jangan mencolek Mbah SARA.
Sungguh dahsyat keberadaan alat penghubung yang satu ini, sungguh luar biasa revolusi teknologi yang terjadi berkat kemampuannya bisa menenagkan khalayak. Yang cerewet bisa jadi diam, yang pendiam jadi semakin tenang mengakibatkan ruangan menjadi senyap layaknya Gusdur saat bertutur berefek pada pendengar menjadi diam menyimak dan terkadang tiba-tiba tertawa.
Berkhat ketenanganlah yang memicu nafsu saya untuk menulis.karna merasa kurang fres untuk menuliskan hal-hal yang menarik seperti yang Netizen inginkan tentu mengenai Politik, Ekonomi, apalagi kalau soal Agama sudah pasti saya mendapatkan puluhan, ratusan jempol di kolom pemberitahuan. Namun saya tidak memilih ketiga tema tersebut dikarenakan POLITIK bahasannya Atas-Bawah, EKONOMI efeknya Sensitif, apalagi kalau AGAMA saya rasa Lakum Dinukum Waliyadin. Itu menurut saya berdasarkan pengalaman dan pengamalan.
Adapun pendapat dari Plato, politik adalah upaya untuk membahas dan menguraikan berbagai segi kehidupan manusia dalam hubungannya dengan negara. Ia menawarkan konsep pemikiran tentang manusia dan negara yang baik dan ia juga mempersoalkan cara yang harus ditempuh untuk mewujudkan konsep pemikiran. Baginya manusia dan negara memiliki persamaan hakiki. Oleh karena itu, apabila manusia baik negara pun baik dan apabila manusia buruk negara pun buruk. Apabila negara buruk berarti manusianya juga buruk, artinya negara adalah cerminan mansuia yang menjadi warganya. Dalam suatu negara terdapat pemerintahan yang menjalankan tugas kenegarahan untuk mensejahtrakan rakyat atau stokhoulder.
Apabila berlandaskan dengan ilmu pemerintahan yang telah saya ketahui dapat kita konsepkan stratanya yaitu PEMERINTAH-SWASTA-RAKYAT. dan yang menjadi perebutan adalah kelas sosial untuk mendapatkan penghargaan dan aktualisasi diri yang sifatnya relatif kadang diats dan kadang dibawah, sekali naik langsung meluncur, sekali anjlok akan tertimbun. Yah,, mirip-mirip dengan pengusaha sekali untung akan menambah kas, sekali bangkrut maka akan tertimbun hutang. Jadinya Gali Lubang Tutup Lubang, pinjam Uang-Bayar hutan(g) demi meningkatkan kelas sosial dan penghargaan diri.
Tradisi tersebut terjadi sampai tujuh turunan pun tidak akan lenyap, namanya juga tradisi pasti akan dilaksanakan secara turun temurun. Memperebutkan Jabatan untuk peningkatan Clas adalah laga yang paling bergengsi melebihi ketegangan pertandingan El Clas-ico. Harusnya kan tidak ada jabatan yang mesti di bela mati-matian, kecuali Piala kemenangan yang SPORTif dan penghargaan pemain terbaik di elclasico. Seperti itulah pertarungan dalam persepak bolaan apabila menang dalam pertarungan maka akan berada di posisi podium tertinggi, jika tidak menang maka akan merugikan penonton yang kalah taruhan. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka jika kalah dalam taruhan haruslah siap untuk membayarnya, sebab efeknya sensitif. gengsi pun menjadi gede. hampir-hampir miriplah dalam perpolitikan.
Disamping itu juga terdapat persamaan yang harus kita pahami antara politik yang diungkapkan oleh plato dengan politik persepak bolaan yang sering kita tonton adalah keseriusannya dalam menciptakan generasi-generasi yang berbakat atau belanja pemain handal pada musim transfer. Sebab apabila memiliki pemain berbakat dan handal maka 95% akan terwujud sportifitas saat di lapangan hijau.
Wisss, sampai detik ini saya masih duduk di tempat yang sama, sunggu luar biasa betul keberadaan alat penghubung wifi ini, sesuai dengan namanya Komitmen, berhasil mendudukan saya di kursi yang agak peot ini, hanya karna nafsu untuk mengotak atik pikiran di layar dan menghabiskan rokok sebatang demi sebatangu. Semoga apa yang telah terjadi dapat bermanfaat bagi diri saya. Kalau untuk orang lain say serahkan sepenuhnya kepada anda untuk mencari hikmanya jika ada.
Minggu, 13 Agustus 2017
Komitmen Untuk Sportif
09.17
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar