Kamis, 07 April 2016

KEPEMIMPINAN : BUKU DAN PERADABAN


Opini : Admin

Bung Karno sebagai peletak indonesia modern merupakan seorang yang bisa dkategorikan sebagai manusia Blibliophile (Baca : Pencinta Buku), Sehingga kemana pun ia pergi ia selalu membawa buku-bukunya, pengasingannya di dalam penjara Bengkulu pun hanya membawa buku untuk menemaninya didalam pengasingannya pada waktu itu. lain halnya Bung Karno, Bung Hatta pun berbuat demikian, didalam setiap perjalanannya ia mengikut sertakan buku-bukunya dengan jumlah koper yang banyak usai menyelesaikan studinya dibelanda, Mereka hidup dari berbagai buku walapun mereka jauh dari aktifitas Politik dan hingar-bingar pada saat itu namun mereka bisa memahami apa yang telah terjadi diluar sana.

Pleidoi Indonesia menguggat-Nya Bung Karno serta Indonesia Merdeka-Nya Bung Hatta yang menjadi karya besar yang ditulis didalam penjara yang mengispirasi terjadinya pergerakan rakyat serta benua lain dan membuat geger pemerintah Hndia-Belanda, mustahil tanpa ditopang oleh bacaan dari berbagai buku yang ia baca dalam penjara, lain halnya Bung Karno dan Bung Hatta, KH. Abdurrahman Wahid yang dibebaskan oleh ayahnya mendekati beberapa buku, buku perkulihan pun dilahapnya bahkan ia kuasai sedemikian rupa apa yang dijelaskan dan digambarkan oleh suatu buku tersebut. terlepas dari pembahasan dari beberapa tokoh diatas mungkin anda bukanlah orang yang beruntung menjadi seperti mereka, ayo kita identifikasi diri kita sejauh mana kita mencinta buku dikehidupan kita sehari ?

Keadilan alam terletak pada sifat mahluk hidup yang saling antagonistik. Saling bertentangan tapi juga dapat bergandengtangan. Sayangnya, ini seperti rantai makanan. Semakin ke atas semakin sedikit meski yang sedikit itu tidak berarti dapat dikatakan lebih baik. Dari sisi persentase, sebagian besar manusia tidak terlalu menggandrungi buku. Ada yang lebih asyik membaca alam daripada membaca teks. Ada yang lebih sibuk belajar dari pengalamannya sendiri, hanya membuka sedikit ruang dari pengetahuan dan pengalaman orang lain. Ada yang sangat terpaksa akibat tuntutan nilai dari sekolah dan kampus. Ada yang membaca sesuai feeling dan ketepatan momentum. Ada yang membaca seketemunya barang apa saja yang dia bisa baca karena ketidakmampuan finansial. Bahkan, ada juga yang sama sekali hanya mau membaca papan iklan, merk pakaian, atau lembar tagihan. Kesemuanya sah dan halal di jagat raya.
Sejalan dengan hal yang saya utarakan diatas seorang pemikir dunia Arnold J Toynbee yang mengatakan bahwa kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dengan kehadiran Komunitas Kreatif yang akan menggerakan sejarah peradaban, maksudnya Manusia yang mampu merespon dengan baik tantangan perubahan lingkungan. Lalu diikuti oleh mayoritas sehingga mereka membawanya ke tingkat peradaban yang lebih tinggi. Ukuran minimalnya bisa dibaca dari kemajuan institusi pendidikan dan sains serta produk-produk yang disebabkan olehnya.
Peradaban hasil kombinasi dari mereka yang menjadi pecinta dan kurang cinta buku. Komposisinya selalu lebih dominan dilakukan oleh mereka yang mencintai buku. Pecinta buku mampu mencampurkan banyak ide dan mengaduknya dengan ide segarnya sendiri. Hasilnya, berbagai inovasi. Sementara yang kurang cinta, dibutuhkan sebagai followers. Meskipun ada di antaranya terdapat elite yang dibekali insting kecepatan dan ketepatan layaknya ayunan pedang di medan perang. sudah jelas berbeda dengan ramalan Karl Marx dalam manifesto Komunisnya yang menitikberatkan Kaum Proletar Sebagai penggerak Sejarah dan peradaban, berbeda pula dengan Pemikiran Adam Smith (Kakek pemikiran Kapitalisme-Leberalisme) yang lebih menitik beratkan Pasar Bebas sebagai Kemajuan Bangsa dan Peradaban.
Nampaknya Warisan membaca buku yang telah diperlihatkan oleh beberapa pemimpin bangsa ini bukan lagi merupakan hal yang mengasikan di kalangan kawula muda yang ingin menjadi pemimpin dibangsa ini, cukup hanya bermodalkan jaringan (Kenalan), dengan ditopang Kapital yang banyak yah bisa menjadi pemimpinlah, walaupun tanpa bisa membaca arah gerakan dunia saat in, ini pula sejalan dengan apa yang dikatakan oleh KH,Hasyim Wahid bahwa apapun yang terjadi di bangsa ini bukanlah hal yang natural terjadi namun merupakan Konspirasi dan Konstelasi yang telah terjadi di Global, Kalau kita cermati apa yang diramalkan oleh Toynbee bisa kita simpulkan bahwa pilihan kita menjadi minoritas atau ingin menjadi Mayoritas itu ada ditangan anda, mau mewarisi Gerakan Pemimpin dahulu yang menjadi manusia pencinta buku itu juga ada ditangan anda, namun beruntungkah anda bisa seperti demikian ? 

0 komentar:

Posting Komentar